Catatan TentanG..

artikel (1) bisnis (4) cinta (3) diary (17) have fun aja.. (1) home (11) muhasabah (7) puisi (9) religi (9) renungan (8) umum (4)

Saturday, February 20, 2010

Maaf, Tiada Untukmu..Meski Sebungkus CINTA.. Karena Ku Begitu Mencintainya..

 
Maaf, Tiada Untukmu..Meski Sebungkus CINTA
Karena Ku Begitu Mencintainya..
(Episode Cinta seri 2)

 17 Februari 2010


“Lho mas, apa termasuk dalam urusan Cinta”? tiba-tiba saja pertanyaan ini muncul dari mulut seorang teman lama yang malam itu bertandang ke rumahku.

Dia nyeludur begitu saja di tengah perbincangan seputar bisnis dan cerita-cerita lama yang sengaja kami obral mengenang persahabatan kami dahulu.

“Katanya ‘Ga pernah dan belum pernaH gaGaL’.. bagaimana dengan urusan Cinta..? hehe..”  begitu pertanyaan itu ia ajukan dengan nyengir2 sendiri..

“...yang ini juga belum pernah gagaL mas..” jawabku singkat..

“Oh yaa..? masaK sih..ga mungkin sampeyan selaLu berhasiL nembak cewek.. Lha buktinya sampai sekarang juga masih jombLo-jombLo ajah..? hihihi..?” katanya sambil sedikit menggoda-goda..

“Padahal nih, kalo mau jujur nih..siapa sih wanita yang ga mau sama sampeyan.. udah keren, cakep, baik, sopan dan mandiri & kaya lagi..” katanya memuji-memuji sambil memberiku semangat..

“Kalo aku jadi cewek nih mas, sampeyan itu udah 100% masuk kriteriaku, 3C: Cute, Cool, Calm, hahaha.. apa perlu tak carikan Pacar?” lanjut dia sambil tertawa..

“mas..mas..sampeyan iki ada-ada saja..apalagi sampe dicarikan pacar segala..” kataku sambil tersenyum.

Pertanyaan2 seperti ini sangat sering dilontarkan padaku akhir-akhir ini..mulai teman, sahabat, saudara, temannya sahabat, temannya saudara, bahkan orang-orang yang baru mengenalku.. sampai bosan aku menjawabnya..”Maaf pak, bu, mbak.. Aku tidak Pacaran..”.

Pernah ada seorang Ibu, teman baruku, pengusaha dari Semarang menawarkan keponakannya yang ada di Surabaya untuk berkenalan dengannya. “Dia masih single looh, Rif.. sepertinya dia juga lagi jomblo..” katanya. Nah Loooh..?

Bahkan cukup sering aku harus diteror oleh banyak sms dan messages yang nadanya ingin mengajak kenalan.. Pada prinsipnya sih aku orang yang open untuk hal-hal semacam ini, apalagi untuk sebuah persahabatan...it’s Ok. Tapi ketika ujung-ujungnya sudah menjurus pada, “mas, sudah punya pacar belum..?” atau ditambah yang lebih parah, “mas, mau ga jadi pacarku..?”..

Grubyaakk.. Ooohh..Tidaaaakkk..! akan dengan sangat terpaksa ku jawab, “Maaf, tiada Cinta (lebih) untukmu.. Maaf mbak, neng, teh, Aku tidak Pacaran..!”

Apakah aku orang yang anti terhadap wanita? Atau aku sedang menantikan seseorang, sehingga harus melepas semua penawaran yang ada demi wanita itu?

Jawabnya, “TIDAK”.

Sudah cukup bagiku untuk melanggar ketentuan Allah untuk kesekian kalinya..

Sudah cukup rasanya perintah Allah..

“WALAA TAQROBUZ ZINAA..(Janganlah MENDEKATI ZINA..)” (QS.Al-Isra’:32)

untuk menyadarkan Hatiku yang lemah ini untuk Tunduk-Patuh agar tidak ‘berdekat-dekat’ bahkan memasuki pintu Zina.

Kalau ‘Mendekati Zina’ saja dilarang, berarti setiap jalan (perantara) menuju Zina adalah terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk-bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis bukan mahram sebagai perantara kepada Zina adalah terlarang.

Seperti seorang Ibu yang mengkhawatirkan keselamatan anaknya yang masih kecil, saking Cintanya kepada anaknya si Ibu pasti berkata,

Le, Ojo cedhek-cedhek kali (nak, jangan dekat-dekat dengan sungai)..” atau “Le, Ojo cedhek-cedhek embong gedhe (Nak, jangan dekat-dekat jalan raya)..”

Karena si Ibu tahu betul bagaimana bahayanya kalau sampai si anak dekat-dekat dengan sungai ataupun jalan raya.

Begitu juga Allah, Sang Creator manusia, pastilah amat tahu bagaimana bahayanya kalau kita berdekat-dekat dengan Zina. Rasanya tak perlu diceritakan bagaimana rusaknya muda-mudi kita sekarang akibat berdekat-dekat dengan Zina atau yang lazim kita sebut ‘Pacaran’.

Aku jadi ingat ayat lain yang hampir mirip dengan

WALAA TAQROBUZ ZINAA.. (Dan Janganlah MENDEKATI Zina..)

Yakni ayat

..WALAA TAQROBAA HAADZIHIS SYAJARATA.. (QS.AlBaqarah:35)
(Dan Janganlah kamu (Adam & Hawa) MENDEKATI pohon ini ...)

Yang menceritakan bagaimana Allah melarang Adam & Hawa, yang notabene merupakan nenek moyang manusia, untuk TIDAK MENDEKATI satu pohon di Surga.

Tapi apa yang terjadi? Adam & Hawa ternyata mencoba MENDEKATI pohon itu, mungkin awalnya hanya ingin melihatnya, setelah DEKAT dilihat, buahnya ko menarik..? sehingga timbul keinginan untuk memetiknya lalu memakannya. Satu pelanggaran ini yang akhirnya membuat Adam & Hawa harus rela menebus dosanya dengan diusir dari Surga dan tergelincir ke Bumi sampai anak cucunya.

Kenapa cuman ‘MENDEKATI’ pohon saja ko dilarang? Khan tidak memetik dan memakan buahnya? Mungkin itu pikiran Adam & Hawa kala itu, sama seperti kita sekarang.

Jawabnya hampir sama, yaa karena Allah tahu, dengan kita DEKAT-DEKAT, akan ada semacam tarikan yang sangat kuat yang mendorong kita untuk tergelincir. Mungkin semacam ‘Medan Magnet’ yang sangat besar yang menarik setiap benda yang ada di DEKATnya.

Kenapa Aku tidak pacaran? Yaah, tentu saja karena tidak ada pintu yang lebih DEKAT dan lebih lebar & ‘kuat tarikannya’ dengan ruang perZinaan melebihi pintu Pacaran.

Mana ada sih, orang yang pacaran ga pernah MEMANDANG ‘yayank’-orang yang dicintainya? Padahal di ayat lain, Allah dengan sangat tegas juga  memerintahkan, baik Mukmin laki-laki maupun perempuan untuk ‘Menahan Pandangannya’.

Semua itu berawal dari pandangan mata, lalu turun mengendap di hati. Rasanya ‘Ga mungkin sekali’ orang yang pacaran tidak ada keinginan untuk jalan berdua, walaupun awalnya sekadar hang out di Mall atau sekadar jalan rame-rame dengan teman. Pada akhirnya pastilah timbul untuk hanya berdua-bersepi-sepian. Kemudian saling menyentuh, memegang tangan. Sudah terbiasa dengan sentuhan, akan muncul belaian. Pada akhirnya, muncul ciuman, kemudian necking, petting sampai intercourse itu sendiri. Naudzubillah..


Tidak perlu diuraikan dalil-dalil lain yang menguatkan larangan Allah yang sudah kadung menjadi Budaya ini. Bagi hamba Allah yang mengaku berIMAN dan MENCINTAI Allah dan Rasul-Nya, satu ayat ini saja sudah cukup bagi kita untuk SAMI’NA  wa ATA’NA.

KAMI MENDENGAR ya Allah dan KAMI TAAT..
  
bukannya kami mendengar ya Allah, dan kami akan pikir-pikir dulu untuk melaksanakannya, sepertinya ko ‘berat’ sekali..

.....

Aku diingatkan kembali oleh sebuah materi CINTA yang sudah cukup sering kudapatkan, baik sewaktu mentoring di masa STM maupun ketika masa-masa kajian di serambi masjid ManaruL iLmi, ITS. Salah satu Murabbi/mentorku pernah menyampaikan satu cerita,

“si A ini sangat mencintai kekasihnya. Apapun yang diminta kekasihnya pasti akan diturutinya. Sang wanita minta diantar, maka dia mengantarnya. Minta dijemput, maka dia juga menjemputnya. Ketika sang kekasih minta dibelikan sesuatu, meski dalam keadaan yang menyulitkan pun, pasti dia akan menurutinya. Apapun permintaan dan perintah sang kekasih, ia akan berusaha keras memenuhinya. Begitulah hakekat Cinta, dia akan cenderung kepada yang diCintainya.”

Benarlah sebuah hadits yang menyatakan,

“Barang siapa CINTA kepada sesuatu, maka dia akan menjadi HAMBA bagi yang diCintainya.”

Begitu juga, kalau kita mengaku benar-benar MENCINTAI Allah dan Rasul-Nya, kita harus benar-benar berlaku sebagai seorang HAMBA, yaitu seorang yang TUNDUK-PATUH, ga perlu neko-neko. Diperintah A yaa lakukan A, diperintah B yaa juga lakukan B. Diperintah jangan DEKAT-DEKAT dengan Zina yaa ga usah PACARAN. Itu kalo kita memang mengaku MENCINTAI Allah dan Rasulnya.

Kalau diperintah aja Berat, sepertinya kita harus memeriksa pada ruang Hati kita, Apakah kita memang benar-benar Mencintai Allah?


Dan,

Demi Dzat yang Aku begitu mendambakannya..

Demi bidadariku laksana mutiara

Sungguh, Aku sangat menginginkan Cinta

Karena dengannya Aku dicipta


Tapi maaf, Wahai para pencari Cinta,

Tiada untukmu.. meski sebungkus Cinta

Karena Ku begitu mencintai-Nya..


                   
-By Arif Affandi, 2010-