Catatan TentanG..

artikel (1) bisnis (4) cinta (3) diary (17) have fun aja.. (1) home (11) muhasabah (7) puisi (9) religi (9) renungan (8) umum (4)

Monday, April 12, 2010

Allahummahdinii Wahdannaasi Jamii’aa..


Allahummahdinii.. 
Wahdannaasi Jamii’aa..
(FULL version)

07 April 2010


Bumi Surabaya masihlah basah..
Allah, Sang Maha Pemurah baru saja menurunkan keberkahan di atasnya..
Air hujan, yang hanya Dia yang tahu kadarnya, berapa ribu liter yang sudah Dia tuangkan di atas bumiku ini. Ku lihat sungai di depan rumahku kembali penuh dengan bekas-bekas rintik gerimis yang masih tersisa. Airnya pun mengalir deras.. Sejenak ku berpikir, ko bisa yaah mengalirnya ke arah utara..? ko ga ke selatan aja, atau ke barat-timur.. atau diam saja di tempatnya?
“Subhaanallah..Maha Besar Allah yang memerintahkan air ini untuk mengalir sesuai yang dikehendaki-Nya..” gumamku dalam hati.

“Gelap sekali taman di depan rumahku ini”, sejenak ku menoleh ke arah rerumbutan yang pagi tadi kulihat nampak hijau menyegarkan itu. Hari memang mulai gulita. Tak ada beda antara batu dan dedaunan, tanah dengan rumputnya..semuanya kelam, menghitam. Tiba-tiba kulihat ada sesuatu bergerak-gerak di atas tanah..di sela-sela bebatuan besar. Ia keluar dari baliknya dengan supit besarnya. Ternyata seekor ‘Yuyu’ kecil (sejenis kepiting). “Sedang mencari perlindungan dari derasnya arus sungai rupanya”, gumamku. Ia bergerak cepat, tapi sejenak kembali diam untuk beberapa lamanya, di balik batu besar itu. Ku perhatikan binatang kecil ini, mulutnya sedang bergerak-gerak dengan cepat, persis seperti orang yang sedang berkomat-kamit. Aku bergumam, akankah ia sedang berdzikir kepada Allah, yang telah memberinya rizki dan tempat yang aman untuk berlindung?

Subhaanallah.. ternyata binatang ini tidak sendirian. Ada banyak makhluk lain di antara rerumbutan kegelapan ini. Kudengarkan dengan seksama, suara dengungan yang mendesir dari arah bawah. Pastilah itu gerombolan serangga yang merayap di antara rerumputan liar. Terdengar juga raungan sekawanan jangkrik, sesekali juga muncul suara kodok yang sudah biasa kukenali itu..

Sekali lagi kuperhatikan dan semakin jelas.. ada banyak sekali sayup-sayup suara..iramanya terdengar begitu beraturan..tapi berasal dari sumber yang berbeda-beda.


Imajinasiku kembali tersulut..
Meski tak bisa terlihat dalam gelap, ku yakin pasti tidak hanya jangkrik, kodok dan sekawanan serangga di sela-sela rumput itu. Pasti ada juga seekor kumbang perusak yang sedang bercokol pada akar-akarnya yang telah menguning. Dibalik bebatuan, pasti masih banyak lagi makhluk kecil disitu: sekawanan semut penganggu, laba-laba kecil dan berbagai makhluk pucat tak dikenal yang bermacam-macam bentuknya yang menyelinap di antara untaian jamur. Kumbang kecil yang biasa bersembunyi dari cahaya. Tak ketinggalan pasti ada juga kelabang dan kaki seribu, hingga ular mini yang menyelip memasuki celah dan lubang cacing ke dalam tanah.

Bahkan di dalam tanahnya yang membasah, di balik akar-akar rumput itu, pasti juga masih ada ribuan makhluk tak bernama yang merayap dan sedang berdiam di sana..

Apa yang sebenarnya sedang mereka ucapkan?
Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan?
Mereka semua sedang sibuk bertasbih dan berdzikir kepada Allah, Dzat yang telah menciptakan mereka. Dengan berbagai puji-pujian dan dalam lantunan irama dzikir semesta yang membahana...terus bersahut-sahutan.

Semuanya Sujud.. Tunduk.. Khusyu’..
tiada pernah berhenti bertasbih dan memuji kebesaran Tuhannya..
Allah yang Maha Tinggi dan Mulia..

Bertasbih kepada Allah langit-langit yang tujuh, dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.  Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. Al Isra’: 44)

...

Bahkan subhaanallah,
Aku tak bisa membayangkan.. jauh di dalam tanah, di antara tiap lapis demi lapisnya, beribu-ribu makhluk renik lain pun melakukan hal yang sama. Puluhan ribu semut di dalam sangkar-sangkar mereka yang mengagumkan dan tak ketinggalan jutaan cacing kecil putih (nematoda) yang nyaris tak terlihat mata dengan ribuan jenis spesiesnya.

Bahkan, sekali lagi Maha Suci Allah..
Kalau kita mau mempelajari, selain semut dan cacing gelang, masih ada ribuan jenis jamur dan oribatida, sejenis tungau yang biasanya ukurannya jauh lebih kecil dari huruf o yang mampu kita lihat dengan mata telanjang. Oribatida merupakan salah satu makhluk terbanyak di dalam tanah. Dalam satu kaki kubik tanah (1 kaki atau feet kira2 = 34 cm) bisa berisi ribuan individu oribatida.

Dan ternyata, tidak hanya tebaran semut, cacing, jamur dan oribatida. Dalam seinci demi seinci tanah yang kita pijak, semakin masuk ke dalam, seiring terjadinya perubahan cahaya dan suhu di dalamnya, seiring perubahan jarak antara partikel, kimia udara, tanah, atau air, perbedaan jenis makanan yang tersedia, terdapat keragaman spesies makhluk yang berbeda-beda pula. Setiap spesies memiliki kemampuan khusus untuk hidup dan berkembang biak dengan baik di ceruknya masing-masing.

Puluhan juta makhluk-makhluk kecil ini, bersama bakteri dan mikroorganisme tak kasatmata lainnya yang berenang dan menetap di antara bulir-bulir mineral tanah melakukan tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka, untuk menjaga supplai semua zat-zat di antara butiran tanah. Dengan tingkat ketelitian teknologi yang tak dapat dijangkau manusia, Allah, Pencipta yang Paling Sempurna, mengatur berbagai siklus reaksi kimia yang menjadi landasan semua kehidupan di bumi, melalui makhluk-makhluk renik ini.


Sulit dibayangkan, jika satu spesies saja dari mereka tidak mematuhi perintah Tuhannya, ingkar dari Penciptanya.. lingkungan & ekosistem di dalamnya akan segera berubah secara dramatis. Molekul tanah dan dasar sungai akan menjadi lebih kecil dan sederhana. Tumbuhan tidak akan bisa mendapatkan supplai makanannya, tidak ada fotosintesis. Maka rasio oksigen, karbon dioksida, dan gas lainnya di udara akan berubah. Secara keseluruhan, akan menghantam kelangsungan kehidupan di atas bumi ini, membuatnya seperti sebuah planet yang sangat asing bagi kita.



Maha Suci Allah..
Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan
Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu..

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
 Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak SEIMBANG.

Maka LIHATLAH BERULANG-ULANG, 
ADAKAH KAMU LIHAT SESUATU YANG TIDAK SEIMBANG? 
(QS. Al-Mulk:1&3)


Tertegun aku memikirkan keteraturan-keteraturan ini.. memikirkan makhluk-makhluk renik ini. Ribuan semut dan cacing, puluhan juta tungau kecil di dalam tanah, bersama-sama serangga, jangkrik dan kumbang, serta makhluk2 lainnya,tumbuh-tumbuhan.. melakukan tugasnya masing-masing. Tiada pernah ingkar kepada Tuhannya.

Semuanya Sujud.. Tunduk.. Khusyu’..
tiada pernah berhenti bertasbih dan memuji kebesaran Tuhannya..
Allah yang Maha Tinggi dan Mulia.. dalam lantunan irama dzikir semesta yang membahana...


 .....


Amat berbeda dengan yang terjadi di dalam sana, di alam yang berbeda.. Jutaan manusia berkeliaran di atas bumi Allah.. Jalan-jalan dipenuh sesaki ribuan kendaraan yang merayap, di atasnya duduk ribuan manusia, yang ‘entah’ urusan apa yang ada di dalam kepala mereka tiap harinya..

sementara di sudut-sudut bumi yang lain, di toko-toko, mall, gedung-gedung kantor dan rumah-rumah mereka.. sebagian mereka juga sibuk.. ada yang sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan perdagangannya, sibuk dengan rapatnya.. sibuk dengan mobil dan wanita-wanitanya..
 Terlihat asyik sekali manusia.. mereka berjalan, berkendara, tidur, duduk-duduk nongkrong sambil bersorak-sorai, tertawa-tawa.. entah apa yang mereka perbincangkan, selalu dan selalu tak lebih dari urusan perut dan bawah perutnya..


Seakan tak pernah sampai ke telinga mereka, tatkala suara adzan Maghrib membahana di bumiku ini, bersahutan dari masjid satu ke masjid lain, dari mushalla satu ke mushalla lain..


Bahkan menjawab seruannya pun tidak,
masjid-masjid kembali sepi tak berpenghuni..


Pun dengan mushalla kecil di samping rumahku kala itu, seakan hanya heboh suara adzan dari luarnya, di dalamnya tetap saja, hanya ada orang-orang tua, renta.. satu – dua, saja..
...

Ke manakah saudara-saudaraku semuanya..? apakah mereka tak punya telinga? Di manakah mas Pur yang dahulu begitu aktif shalat berjamaah? Ke mana juga Bang Zein..yang punya suara merdu untuk melantunkan adzan itu? Mas Wawan, Badrun, Wahab dan yang lainnya..sudah lupakah dengan keutamaan shalat berjamaah yang 27 derajat itu? Atau sudah tidak inginkah kalian jika Allah mengampuni dosa-dosa kalian, karena satu langkah yang digunakan untuk mendatangi shalat berjamaah di masjid akan menghapus satu kesalahan, dan langkah yang lain mendatangkan satu kebaikan?

Ke mana juga kalian wahai para ulama’.. pak H. Mahxxx, pak H. Syxxx dan lainnya..? Bukankah kalian tahu shalat berjamaah di masjid di awal waktu adalah termasuk urusan yang paling diutamakan? Bukankah kalian sudah tahu bahwa Rasulullah pernah mengancam akan membakar rumah-rumah orang yang tidak menghiraukan panggilan shalat berjamaah?
Di mana kalian letakkan islam..yang selalu kalian dakwahkan itu..?


Tak ingatkah kita semua akan peringatan Rasulullah yang disampaikan Ibnu Mas’ud ra. Dia berkata,
“Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah pada hari kiamat sebagai seorang muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat yang lima waktu, di tempat adzan dikumandangkan. Seandainya kamu shalat di rumah-rumahmu sebagaimana perbuatan mereka yang suka menunda-nunda shalat, berarti kamu telah meninggalkan sunnah Nabimu. Dan seandainya kamu tinggalkan sunnah Nabimu, niscaya sesatlah kamu. Tidak ada seorang lelaki yang berwudhu dengan sempurna, lalu ia sengaja pergi ke salah satu masjid, melainkan Allah mencatat setiap langkahnya dengan satu kebaikan, meningkatkan baginya satu derajat, dan Allah menghapuskan baginya satu kesalahan.”

Ibnu Mas’ud ra. melanjutkan, “Sungguh kami melihat tidak ada orang yang menunda-nunda shalat (dengan dikerjakan di rumah) kecuali orang munafik yang telah jelas kemunafikannya. Dan sungguh, pernah ada seorang lelaki, ia dipapah (karena sakitnya & tidak mampu untuk berdiri) oleh 2 orang, lalu ditegakkan di dalam shaf shalat. (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah)


Ya Allah, bagaimana Bumi dan seisinya ini tidak murka kepada kita..manusia. Banjir, badai, gempa..bencana di mana-mana..
Sementara mereka semua sibuk bertasbih dan memuji kepada Penciptanya,
Kita malah memuji-muji, asyik dengan keduniaan kita..

Ketika kemua makhluk yang ada di langit dan bumi, bintang, matahari dan bulan..
Gunung, tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang setiap saat sibuk dengan bersujud dan bertasbih kepada Allah..

Tapi di kala manusia diseru untuk shalat,
untuk mengingat Allah di masjid dan rumah-rumah-Nya yang mulia..
tatkala diseru untuk sujud-tunduk hanya kepada Tuhan semesta alam..
Saudara-saudaraku justru sibuk dengan urusan lain..

Mereka sibuk sujud-tunduk kepada makhluk ciptaan-Nya
Mereka sujud pada toko dan perniagaannya,
Sujud pada pangkat dan jabatannya, pada atasan dan perusahaannya..
                   Sujud pada sepatu dan mobilnya..  
Tunduk pada Rupiah dan Dollarnya..

...

 Tak malu-kah kita dengan seonggok rumput di halaman rumah kita?
Bahkan dengan ‘bayangan’ yang selalu mengikuti kita ke kanan dan ke kiri.. dia pun senantiasa bersujud kepada Allah.

Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah Allah ciptakan, yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan ‘BERSUJUD’ kepada Allah, sedang mereka merendahkan diri?
(QS. An Nahl:48)

.......


Ya Allah,
Sudah sedemikian jauh-kah saudara-saudaraku dari agama?
Sudah semakin lupakah kita kepada Allah?

Bahkan, ya Allah.. Generasi muda kita
Yang diurusi hanya ‘birahi’, nafsu.. dan hura-hura
Tiada pernah kenal siapa Allah, yang menciptakannya
....


Terdiam ku di atas shaf itu..

shalat telah lama usai..namun ku masih membeku di sana..

Seakan mau muntah, muncul seberkas kristal bening dari kelopak mataku.. menggelinding, membasahai sedikit aliran di wajahku..
aku kembali menangis..


ketika ku mulai bayangkan sebuah ‘bara’..
Banyak manusia menginjak potongan bara (seperti arang) itu dengan kedua kakinya,
Seketika itu ‘mendidih’lah otak di ubun-ubun kepala mereka..saking panasnya
Mereka menjerit-jerit..maka diulangi lagi siksa ini sampai bertahun-tahun lamanya..
Mereka berkata, “Sungguh..ini adalah seberat-berat siksa”..
Padahal inilah seringan-ringan siksa neraka kata Rasulullah..


Ya Allah, betapa banyak saudaraku berada di tepian jurang itu..
          jurang keabadian yang membakar dan menyala-nyala..
tempat bara-nanah-darah.. menyatu jadi kawah..
Tempat tinggal orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Tuhannya..ingkar kepada perintah Sang Penciptanya..


Secercah air mata terus mengkristal di ujung timbunan mataku..
Sembab...


Ya Allah, berikan hamba-Mu ini kekuatan
Untuk senantiasa menyeru mereka pada jalan-Mu yang lurus

Ya Allah, mereka semua saudaraku..
Tunjukilah mereka..Selamatkanlah mereka..
Karena hanya Engkaulah yang memberikan petunjuk
...

Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa
Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa
Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa

Ya Allah.. Berikanlah Hidayah (petunjuk) kepadaku..
Dan (kepada) umat manusia Semuanya...Semuanya..
Amiiieeennn.
....


Ya Rabb,
Istiqomahkan aku dalam ‘kerja’ ini
Kerja dan maksud yang besar
Kerja Dakwah ini
Amanah yang dahulu Kau berikan hanya pada Nabi-nabi
dan Rasul-Mu yang mulia

untuk menyeru manusia pada jalan-Mu..yang lurus
meninggikan kalimat-kalimat kebesaran-Mu..
sampai Ajal menjemputku
...

Qul haadzihii sabiilii ad’uuuu ilallah.. ‘alaa basyiirotin wa ana wamanittaba’anii, wasubhaanallaahi wamaaaa ana minal musyrikiin

Katakanlah: Inilah jalanku (untuk) menyeru/mengajak kepada Allah, dengan hujjah yang nyata, aku & orang-orang yang mengikutiku; dan Maha Suci Allah, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. (QS. Yusuf:108)




--by Arif Affandi,2010--






No comments:

Post a Comment