Catatan TentanG..

artikel (1) bisnis (4) cinta (3) diary (17) have fun aja.. (1) home (11) muhasabah (7) puisi (9) religi (9) renungan (8) umum (4)

Monday, April 12, 2010

Allahummahdinii Wahdannaasi Jamii’aa..


Allahummahdinii.. 
Wahdannaasi Jamii’aa..
(FULL version)

07 April 2010


Bumi Surabaya masihlah basah..
Allah, Sang Maha Pemurah baru saja menurunkan keberkahan di atasnya..
Air hujan, yang hanya Dia yang tahu kadarnya, berapa ribu liter yang sudah Dia tuangkan di atas bumiku ini. Ku lihat sungai di depan rumahku kembali penuh dengan bekas-bekas rintik gerimis yang masih tersisa. Airnya pun mengalir deras.. Sejenak ku berpikir, ko bisa yaah mengalirnya ke arah utara..? ko ga ke selatan aja, atau ke barat-timur.. atau diam saja di tempatnya?
“Subhaanallah..Maha Besar Allah yang memerintahkan air ini untuk mengalir sesuai yang dikehendaki-Nya..” gumamku dalam hati.

“Gelap sekali taman di depan rumahku ini”, sejenak ku menoleh ke arah rerumbutan yang pagi tadi kulihat nampak hijau menyegarkan itu. Hari memang mulai gulita. Tak ada beda antara batu dan dedaunan, tanah dengan rumputnya..semuanya kelam, menghitam. Tiba-tiba kulihat ada sesuatu bergerak-gerak di atas tanah..di sela-sela bebatuan besar. Ia keluar dari baliknya dengan supit besarnya. Ternyata seekor ‘Yuyu’ kecil (sejenis kepiting). “Sedang mencari perlindungan dari derasnya arus sungai rupanya”, gumamku. Ia bergerak cepat, tapi sejenak kembali diam untuk beberapa lamanya, di balik batu besar itu. Ku perhatikan binatang kecil ini, mulutnya sedang bergerak-gerak dengan cepat, persis seperti orang yang sedang berkomat-kamit. Aku bergumam, akankah ia sedang berdzikir kepada Allah, yang telah memberinya rizki dan tempat yang aman untuk berlindung?

Subhaanallah.. ternyata binatang ini tidak sendirian. Ada banyak makhluk lain di antara rerumbutan kegelapan ini. Kudengarkan dengan seksama, suara dengungan yang mendesir dari arah bawah. Pastilah itu gerombolan serangga yang merayap di antara rerumputan liar. Terdengar juga raungan sekawanan jangkrik, sesekali juga muncul suara kodok yang sudah biasa kukenali itu..

Sekali lagi kuperhatikan dan semakin jelas.. ada banyak sekali sayup-sayup suara..iramanya terdengar begitu beraturan..tapi berasal dari sumber yang berbeda-beda.


Imajinasiku kembali tersulut..
Meski tak bisa terlihat dalam gelap, ku yakin pasti tidak hanya jangkrik, kodok dan sekawanan serangga di sela-sela rumput itu. Pasti ada juga seekor kumbang perusak yang sedang bercokol pada akar-akarnya yang telah menguning. Dibalik bebatuan, pasti masih banyak lagi makhluk kecil disitu: sekawanan semut penganggu, laba-laba kecil dan berbagai makhluk pucat tak dikenal yang bermacam-macam bentuknya yang menyelinap di antara untaian jamur. Kumbang kecil yang biasa bersembunyi dari cahaya. Tak ketinggalan pasti ada juga kelabang dan kaki seribu, hingga ular mini yang menyelip memasuki celah dan lubang cacing ke dalam tanah.

Bahkan di dalam tanahnya yang membasah, di balik akar-akar rumput itu, pasti juga masih ada ribuan makhluk tak bernama yang merayap dan sedang berdiam di sana..

Apa yang sebenarnya sedang mereka ucapkan?
Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan?
Mereka semua sedang sibuk bertasbih dan berdzikir kepada Allah, Dzat yang telah menciptakan mereka. Dengan berbagai puji-pujian dan dalam lantunan irama dzikir semesta yang membahana...terus bersahut-sahutan.

Semuanya Sujud.. Tunduk.. Khusyu’..
tiada pernah berhenti bertasbih dan memuji kebesaran Tuhannya..
Allah yang Maha Tinggi dan Mulia..

Bertasbih kepada Allah langit-langit yang tujuh, dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.  Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. Al Isra’: 44)

...

Bahkan subhaanallah,
Aku tak bisa membayangkan.. jauh di dalam tanah, di antara tiap lapis demi lapisnya, beribu-ribu makhluk renik lain pun melakukan hal yang sama. Puluhan ribu semut di dalam sangkar-sangkar mereka yang mengagumkan dan tak ketinggalan jutaan cacing kecil putih (nematoda) yang nyaris tak terlihat mata dengan ribuan jenis spesiesnya.

Bahkan, sekali lagi Maha Suci Allah..
Kalau kita mau mempelajari, selain semut dan cacing gelang, masih ada ribuan jenis jamur dan oribatida, sejenis tungau yang biasanya ukurannya jauh lebih kecil dari huruf o yang mampu kita lihat dengan mata telanjang. Oribatida merupakan salah satu makhluk terbanyak di dalam tanah. Dalam satu kaki kubik tanah (1 kaki atau feet kira2 = 34 cm) bisa berisi ribuan individu oribatida.

Dan ternyata, tidak hanya tebaran semut, cacing, jamur dan oribatida. Dalam seinci demi seinci tanah yang kita pijak, semakin masuk ke dalam, seiring terjadinya perubahan cahaya dan suhu di dalamnya, seiring perubahan jarak antara partikel, kimia udara, tanah, atau air, perbedaan jenis makanan yang tersedia, terdapat keragaman spesies makhluk yang berbeda-beda pula. Setiap spesies memiliki kemampuan khusus untuk hidup dan berkembang biak dengan baik di ceruknya masing-masing.

Puluhan juta makhluk-makhluk kecil ini, bersama bakteri dan mikroorganisme tak kasatmata lainnya yang berenang dan menetap di antara bulir-bulir mineral tanah melakukan tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka, untuk menjaga supplai semua zat-zat di antara butiran tanah. Dengan tingkat ketelitian teknologi yang tak dapat dijangkau manusia, Allah, Pencipta yang Paling Sempurna, mengatur berbagai siklus reaksi kimia yang menjadi landasan semua kehidupan di bumi, melalui makhluk-makhluk renik ini.


Sulit dibayangkan, jika satu spesies saja dari mereka tidak mematuhi perintah Tuhannya, ingkar dari Penciptanya.. lingkungan & ekosistem di dalamnya akan segera berubah secara dramatis. Molekul tanah dan dasar sungai akan menjadi lebih kecil dan sederhana. Tumbuhan tidak akan bisa mendapatkan supplai makanannya, tidak ada fotosintesis. Maka rasio oksigen, karbon dioksida, dan gas lainnya di udara akan berubah. Secara keseluruhan, akan menghantam kelangsungan kehidupan di atas bumi ini, membuatnya seperti sebuah planet yang sangat asing bagi kita.



Maha Suci Allah..
Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan
Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu..

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
 Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak SEIMBANG.

Maka LIHATLAH BERULANG-ULANG, 
ADAKAH KAMU LIHAT SESUATU YANG TIDAK SEIMBANG? 
(QS. Al-Mulk:1&3)


Tertegun aku memikirkan keteraturan-keteraturan ini.. memikirkan makhluk-makhluk renik ini. Ribuan semut dan cacing, puluhan juta tungau kecil di dalam tanah, bersama-sama serangga, jangkrik dan kumbang, serta makhluk2 lainnya,tumbuh-tumbuhan.. melakukan tugasnya masing-masing. Tiada pernah ingkar kepada Tuhannya.

Semuanya Sujud.. Tunduk.. Khusyu’..
tiada pernah berhenti bertasbih dan memuji kebesaran Tuhannya..
Allah yang Maha Tinggi dan Mulia.. dalam lantunan irama dzikir semesta yang membahana...


 .....


Amat berbeda dengan yang terjadi di dalam sana, di alam yang berbeda.. Jutaan manusia berkeliaran di atas bumi Allah.. Jalan-jalan dipenuh sesaki ribuan kendaraan yang merayap, di atasnya duduk ribuan manusia, yang ‘entah’ urusan apa yang ada di dalam kepala mereka tiap harinya..

sementara di sudut-sudut bumi yang lain, di toko-toko, mall, gedung-gedung kantor dan rumah-rumah mereka.. sebagian mereka juga sibuk.. ada yang sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan perdagangannya, sibuk dengan rapatnya.. sibuk dengan mobil dan wanita-wanitanya..
 Terlihat asyik sekali manusia.. mereka berjalan, berkendara, tidur, duduk-duduk nongkrong sambil bersorak-sorai, tertawa-tawa.. entah apa yang mereka perbincangkan, selalu dan selalu tak lebih dari urusan perut dan bawah perutnya..


Seakan tak pernah sampai ke telinga mereka, tatkala suara adzan Maghrib membahana di bumiku ini, bersahutan dari masjid satu ke masjid lain, dari mushalla satu ke mushalla lain..


Bahkan menjawab seruannya pun tidak,
masjid-masjid kembali sepi tak berpenghuni..


Pun dengan mushalla kecil di samping rumahku kala itu, seakan hanya heboh suara adzan dari luarnya, di dalamnya tetap saja, hanya ada orang-orang tua, renta.. satu – dua, saja..
...

Ke manakah saudara-saudaraku semuanya..? apakah mereka tak punya telinga? Di manakah mas Pur yang dahulu begitu aktif shalat berjamaah? Ke mana juga Bang Zein..yang punya suara merdu untuk melantunkan adzan itu? Mas Wawan, Badrun, Wahab dan yang lainnya..sudah lupakah dengan keutamaan shalat berjamaah yang 27 derajat itu? Atau sudah tidak inginkah kalian jika Allah mengampuni dosa-dosa kalian, karena satu langkah yang digunakan untuk mendatangi shalat berjamaah di masjid akan menghapus satu kesalahan, dan langkah yang lain mendatangkan satu kebaikan?

Ke mana juga kalian wahai para ulama’.. pak H. Mahxxx, pak H. Syxxx dan lainnya..? Bukankah kalian tahu shalat berjamaah di masjid di awal waktu adalah termasuk urusan yang paling diutamakan? Bukankah kalian sudah tahu bahwa Rasulullah pernah mengancam akan membakar rumah-rumah orang yang tidak menghiraukan panggilan shalat berjamaah?
Di mana kalian letakkan islam..yang selalu kalian dakwahkan itu..?


Tak ingatkah kita semua akan peringatan Rasulullah yang disampaikan Ibnu Mas’ud ra. Dia berkata,
“Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah pada hari kiamat sebagai seorang muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat yang lima waktu, di tempat adzan dikumandangkan. Seandainya kamu shalat di rumah-rumahmu sebagaimana perbuatan mereka yang suka menunda-nunda shalat, berarti kamu telah meninggalkan sunnah Nabimu. Dan seandainya kamu tinggalkan sunnah Nabimu, niscaya sesatlah kamu. Tidak ada seorang lelaki yang berwudhu dengan sempurna, lalu ia sengaja pergi ke salah satu masjid, melainkan Allah mencatat setiap langkahnya dengan satu kebaikan, meningkatkan baginya satu derajat, dan Allah menghapuskan baginya satu kesalahan.”

Ibnu Mas’ud ra. melanjutkan, “Sungguh kami melihat tidak ada orang yang menunda-nunda shalat (dengan dikerjakan di rumah) kecuali orang munafik yang telah jelas kemunafikannya. Dan sungguh, pernah ada seorang lelaki, ia dipapah (karena sakitnya & tidak mampu untuk berdiri) oleh 2 orang, lalu ditegakkan di dalam shaf shalat. (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah)


Ya Allah, bagaimana Bumi dan seisinya ini tidak murka kepada kita..manusia. Banjir, badai, gempa..bencana di mana-mana..
Sementara mereka semua sibuk bertasbih dan memuji kepada Penciptanya,
Kita malah memuji-muji, asyik dengan keduniaan kita..

Ketika kemua makhluk yang ada di langit dan bumi, bintang, matahari dan bulan..
Gunung, tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang setiap saat sibuk dengan bersujud dan bertasbih kepada Allah..

Tapi di kala manusia diseru untuk shalat,
untuk mengingat Allah di masjid dan rumah-rumah-Nya yang mulia..
tatkala diseru untuk sujud-tunduk hanya kepada Tuhan semesta alam..
Saudara-saudaraku justru sibuk dengan urusan lain..

Mereka sibuk sujud-tunduk kepada makhluk ciptaan-Nya
Mereka sujud pada toko dan perniagaannya,
Sujud pada pangkat dan jabatannya, pada atasan dan perusahaannya..
                   Sujud pada sepatu dan mobilnya..  
Tunduk pada Rupiah dan Dollarnya..

...

 Tak malu-kah kita dengan seonggok rumput di halaman rumah kita?
Bahkan dengan ‘bayangan’ yang selalu mengikuti kita ke kanan dan ke kiri.. dia pun senantiasa bersujud kepada Allah.

Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah Allah ciptakan, yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan ‘BERSUJUD’ kepada Allah, sedang mereka merendahkan diri?
(QS. An Nahl:48)

.......


Ya Allah,
Sudah sedemikian jauh-kah saudara-saudaraku dari agama?
Sudah semakin lupakah kita kepada Allah?

Bahkan, ya Allah.. Generasi muda kita
Yang diurusi hanya ‘birahi’, nafsu.. dan hura-hura
Tiada pernah kenal siapa Allah, yang menciptakannya
....


Terdiam ku di atas shaf itu..

shalat telah lama usai..namun ku masih membeku di sana..

Seakan mau muntah, muncul seberkas kristal bening dari kelopak mataku.. menggelinding, membasahai sedikit aliran di wajahku..
aku kembali menangis..


ketika ku mulai bayangkan sebuah ‘bara’..
Banyak manusia menginjak potongan bara (seperti arang) itu dengan kedua kakinya,
Seketika itu ‘mendidih’lah otak di ubun-ubun kepala mereka..saking panasnya
Mereka menjerit-jerit..maka diulangi lagi siksa ini sampai bertahun-tahun lamanya..
Mereka berkata, “Sungguh..ini adalah seberat-berat siksa”..
Padahal inilah seringan-ringan siksa neraka kata Rasulullah..


Ya Allah, betapa banyak saudaraku berada di tepian jurang itu..
          jurang keabadian yang membakar dan menyala-nyala..
tempat bara-nanah-darah.. menyatu jadi kawah..
Tempat tinggal orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Tuhannya..ingkar kepada perintah Sang Penciptanya..


Secercah air mata terus mengkristal di ujung timbunan mataku..
Sembab...


Ya Allah, berikan hamba-Mu ini kekuatan
Untuk senantiasa menyeru mereka pada jalan-Mu yang lurus

Ya Allah, mereka semua saudaraku..
Tunjukilah mereka..Selamatkanlah mereka..
Karena hanya Engkaulah yang memberikan petunjuk
...

Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa
Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa
Allahummahdiniii Wahdannaasi Jamii’aa

Ya Allah.. Berikanlah Hidayah (petunjuk) kepadaku..
Dan (kepada) umat manusia Semuanya...Semuanya..
Amiiieeennn.
....


Ya Rabb,
Istiqomahkan aku dalam ‘kerja’ ini
Kerja dan maksud yang besar
Kerja Dakwah ini
Amanah yang dahulu Kau berikan hanya pada Nabi-nabi
dan Rasul-Mu yang mulia

untuk menyeru manusia pada jalan-Mu..yang lurus
meninggikan kalimat-kalimat kebesaran-Mu..
sampai Ajal menjemputku
...

Qul haadzihii sabiilii ad’uuuu ilallah.. ‘alaa basyiirotin wa ana wamanittaba’anii, wasubhaanallaahi wamaaaa ana minal musyrikiin

Katakanlah: Inilah jalanku (untuk) menyeru/mengajak kepada Allah, dengan hujjah yang nyata, aku & orang-orang yang mengikutiku; dan Maha Suci Allah, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. (QS. Yusuf:108)




--by Arif Affandi,2010--






Saturday, February 20, 2010

Maaf, Tiada Untukmu..Meski Sebungkus CINTA.. Karena Ku Begitu Mencintainya..

 
Maaf, Tiada Untukmu..Meski Sebungkus CINTA
Karena Ku Begitu Mencintainya..
(Episode Cinta seri 2)

 17 Februari 2010


“Lho mas, apa termasuk dalam urusan Cinta”? tiba-tiba saja pertanyaan ini muncul dari mulut seorang teman lama yang malam itu bertandang ke rumahku.

Dia nyeludur begitu saja di tengah perbincangan seputar bisnis dan cerita-cerita lama yang sengaja kami obral mengenang persahabatan kami dahulu.

“Katanya ‘Ga pernah dan belum pernaH gaGaL’.. bagaimana dengan urusan Cinta..? hehe..”  begitu pertanyaan itu ia ajukan dengan nyengir2 sendiri..

“...yang ini juga belum pernah gagaL mas..” jawabku singkat..

“Oh yaa..? masaK sih..ga mungkin sampeyan selaLu berhasiL nembak cewek.. Lha buktinya sampai sekarang juga masih jombLo-jombLo ajah..? hihihi..?” katanya sambil sedikit menggoda-goda..

“Padahal nih, kalo mau jujur nih..siapa sih wanita yang ga mau sama sampeyan.. udah keren, cakep, baik, sopan dan mandiri & kaya lagi..” katanya memuji-memuji sambil memberiku semangat..

“Kalo aku jadi cewek nih mas, sampeyan itu udah 100% masuk kriteriaku, 3C: Cute, Cool, Calm, hahaha.. apa perlu tak carikan Pacar?” lanjut dia sambil tertawa..

“mas..mas..sampeyan iki ada-ada saja..apalagi sampe dicarikan pacar segala..” kataku sambil tersenyum.

Pertanyaan2 seperti ini sangat sering dilontarkan padaku akhir-akhir ini..mulai teman, sahabat, saudara, temannya sahabat, temannya saudara, bahkan orang-orang yang baru mengenalku.. sampai bosan aku menjawabnya..”Maaf pak, bu, mbak.. Aku tidak Pacaran..”.

Pernah ada seorang Ibu, teman baruku, pengusaha dari Semarang menawarkan keponakannya yang ada di Surabaya untuk berkenalan dengannya. “Dia masih single looh, Rif.. sepertinya dia juga lagi jomblo..” katanya. Nah Loooh..?

Bahkan cukup sering aku harus diteror oleh banyak sms dan messages yang nadanya ingin mengajak kenalan.. Pada prinsipnya sih aku orang yang open untuk hal-hal semacam ini, apalagi untuk sebuah persahabatan...it’s Ok. Tapi ketika ujung-ujungnya sudah menjurus pada, “mas, sudah punya pacar belum..?” atau ditambah yang lebih parah, “mas, mau ga jadi pacarku..?”..

Grubyaakk.. Ooohh..Tidaaaakkk..! akan dengan sangat terpaksa ku jawab, “Maaf, tiada Cinta (lebih) untukmu.. Maaf mbak, neng, teh, Aku tidak Pacaran..!”

Apakah aku orang yang anti terhadap wanita? Atau aku sedang menantikan seseorang, sehingga harus melepas semua penawaran yang ada demi wanita itu?

Jawabnya, “TIDAK”.

Sudah cukup bagiku untuk melanggar ketentuan Allah untuk kesekian kalinya..

Sudah cukup rasanya perintah Allah..

“WALAA TAQROBUZ ZINAA..(Janganlah MENDEKATI ZINA..)” (QS.Al-Isra’:32)

untuk menyadarkan Hatiku yang lemah ini untuk Tunduk-Patuh agar tidak ‘berdekat-dekat’ bahkan memasuki pintu Zina.

Kalau ‘Mendekati Zina’ saja dilarang, berarti setiap jalan (perantara) menuju Zina adalah terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk-bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis bukan mahram sebagai perantara kepada Zina adalah terlarang.

Seperti seorang Ibu yang mengkhawatirkan keselamatan anaknya yang masih kecil, saking Cintanya kepada anaknya si Ibu pasti berkata,

Le, Ojo cedhek-cedhek kali (nak, jangan dekat-dekat dengan sungai)..” atau “Le, Ojo cedhek-cedhek embong gedhe (Nak, jangan dekat-dekat jalan raya)..”

Karena si Ibu tahu betul bagaimana bahayanya kalau sampai si anak dekat-dekat dengan sungai ataupun jalan raya.

Begitu juga Allah, Sang Creator manusia, pastilah amat tahu bagaimana bahayanya kalau kita berdekat-dekat dengan Zina. Rasanya tak perlu diceritakan bagaimana rusaknya muda-mudi kita sekarang akibat berdekat-dekat dengan Zina atau yang lazim kita sebut ‘Pacaran’.

Aku jadi ingat ayat lain yang hampir mirip dengan

WALAA TAQROBUZ ZINAA.. (Dan Janganlah MENDEKATI Zina..)

Yakni ayat

..WALAA TAQROBAA HAADZIHIS SYAJARATA.. (QS.AlBaqarah:35)
(Dan Janganlah kamu (Adam & Hawa) MENDEKATI pohon ini ...)

Yang menceritakan bagaimana Allah melarang Adam & Hawa, yang notabene merupakan nenek moyang manusia, untuk TIDAK MENDEKATI satu pohon di Surga.

Tapi apa yang terjadi? Adam & Hawa ternyata mencoba MENDEKATI pohon itu, mungkin awalnya hanya ingin melihatnya, setelah DEKAT dilihat, buahnya ko menarik..? sehingga timbul keinginan untuk memetiknya lalu memakannya. Satu pelanggaran ini yang akhirnya membuat Adam & Hawa harus rela menebus dosanya dengan diusir dari Surga dan tergelincir ke Bumi sampai anak cucunya.

Kenapa cuman ‘MENDEKATI’ pohon saja ko dilarang? Khan tidak memetik dan memakan buahnya? Mungkin itu pikiran Adam & Hawa kala itu, sama seperti kita sekarang.

Jawabnya hampir sama, yaa karena Allah tahu, dengan kita DEKAT-DEKAT, akan ada semacam tarikan yang sangat kuat yang mendorong kita untuk tergelincir. Mungkin semacam ‘Medan Magnet’ yang sangat besar yang menarik setiap benda yang ada di DEKATnya.

Kenapa Aku tidak pacaran? Yaah, tentu saja karena tidak ada pintu yang lebih DEKAT dan lebih lebar & ‘kuat tarikannya’ dengan ruang perZinaan melebihi pintu Pacaran.

Mana ada sih, orang yang pacaran ga pernah MEMANDANG ‘yayank’-orang yang dicintainya? Padahal di ayat lain, Allah dengan sangat tegas juga  memerintahkan, baik Mukmin laki-laki maupun perempuan untuk ‘Menahan Pandangannya’.

Semua itu berawal dari pandangan mata, lalu turun mengendap di hati. Rasanya ‘Ga mungkin sekali’ orang yang pacaran tidak ada keinginan untuk jalan berdua, walaupun awalnya sekadar hang out di Mall atau sekadar jalan rame-rame dengan teman. Pada akhirnya pastilah timbul untuk hanya berdua-bersepi-sepian. Kemudian saling menyentuh, memegang tangan. Sudah terbiasa dengan sentuhan, akan muncul belaian. Pada akhirnya, muncul ciuman, kemudian necking, petting sampai intercourse itu sendiri. Naudzubillah..


Tidak perlu diuraikan dalil-dalil lain yang menguatkan larangan Allah yang sudah kadung menjadi Budaya ini. Bagi hamba Allah yang mengaku berIMAN dan MENCINTAI Allah dan Rasul-Nya, satu ayat ini saja sudah cukup bagi kita untuk SAMI’NA  wa ATA’NA.

KAMI MENDENGAR ya Allah dan KAMI TAAT..
  
bukannya kami mendengar ya Allah, dan kami akan pikir-pikir dulu untuk melaksanakannya, sepertinya ko ‘berat’ sekali..

.....

Aku diingatkan kembali oleh sebuah materi CINTA yang sudah cukup sering kudapatkan, baik sewaktu mentoring di masa STM maupun ketika masa-masa kajian di serambi masjid ManaruL iLmi, ITS. Salah satu Murabbi/mentorku pernah menyampaikan satu cerita,

“si A ini sangat mencintai kekasihnya. Apapun yang diminta kekasihnya pasti akan diturutinya. Sang wanita minta diantar, maka dia mengantarnya. Minta dijemput, maka dia juga menjemputnya. Ketika sang kekasih minta dibelikan sesuatu, meski dalam keadaan yang menyulitkan pun, pasti dia akan menurutinya. Apapun permintaan dan perintah sang kekasih, ia akan berusaha keras memenuhinya. Begitulah hakekat Cinta, dia akan cenderung kepada yang diCintainya.”

Benarlah sebuah hadits yang menyatakan,

“Barang siapa CINTA kepada sesuatu, maka dia akan menjadi HAMBA bagi yang diCintainya.”

Begitu juga, kalau kita mengaku benar-benar MENCINTAI Allah dan Rasul-Nya, kita harus benar-benar berlaku sebagai seorang HAMBA, yaitu seorang yang TUNDUK-PATUH, ga perlu neko-neko. Diperintah A yaa lakukan A, diperintah B yaa juga lakukan B. Diperintah jangan DEKAT-DEKAT dengan Zina yaa ga usah PACARAN. Itu kalo kita memang mengaku MENCINTAI Allah dan Rasulnya.

Kalau diperintah aja Berat, sepertinya kita harus memeriksa pada ruang Hati kita, Apakah kita memang benar-benar Mencintai Allah?


Dan,

Demi Dzat yang Aku begitu mendambakannya..

Demi bidadariku laksana mutiara

Sungguh, Aku sangat menginginkan Cinta

Karena dengannya Aku dicipta


Tapi maaf, Wahai para pencari Cinta,

Tiada untukmu.. meski sebungkus Cinta

Karena Ku begitu mencintai-Nya..


                   
-By Arif Affandi, 2010-

Sunday, January 10, 2010

MENGGAPAI MIMPI (part 3) -Mencetak Tradisi Juara...Dari ITS, Akan Ku Kalahkan CIPUTRA...-

MENGGAPAI MIMPI (part 3)
-Mencetak Tradisi Juara...
Dari ITS, Akan Ku Kalahkan CIPUTRA...-

09 Januari 2010





Inilah Jalanku..Pilihanku..! Perjuanganku..!

Jalan yang sudah kumulai dari sesuatu yang benar-benar awal..
Bahkan NOL sama sekali..

Ku mulai ‘rangkaki’ tikungan demi tikungan..
Mulai mendaki dengan ‘kepayahan’..
Sampai ke tanjakan yang semakin ‘terjaL’..
Semakin banyak batu-batu reruntuhan-menghadang,,dan.. semakin besaR.. 

Tapi kutahu pasti..
di atas sana.. Salju Abadi..!


Ada seorang saudara dari Jogja pernah bertanya kepadaku seperti ini, “lebih pilih mana sih mas, jadi Arsitek atau Pengusaha?”.

Langsung ku jawab di sini dengan pasti, “jadi seorang Pengusaha..yang Arif.” Hehe.  Yaah, karena visi terbesarku adalah sesuai arti yang diamanahkan ke dalam namaku..Arif Affandi (Arif : pintaR, ceRdas, adiL, wise; Affandi: tuan, boSs, majikaN, penGusaha(entrepreneuR))

Jadi sebenarnya Arsitek dan Kontraktor itu hanya awalan saja untuk mengasah jiwa dan mental entrepreneurku. Atau dengan kata lain sebagai batu loncatan saja untuk mewujudkan visi besarku. Juga dengan bisnis-bisnis yang lain.


h..mmm.. Laah, terus apa visi besar-ku?

Tuesday, January 5, 2010

MENGGAPAI MIMPI (part 2) -You’ll Never Walk Alone.. Aku Hanya ingin Ber’ARTI’...sampai MATI..-

MENGGAPAI MIMPI (part 2)
-You’ll Never Walk Alone..
Aku Hanya ingin Ber’ARTI’...sampai MATI..-
28 Desember 2009


Aku pengen.. jadi agak nDut..
Maem yang banyak biar nDut..
Ga males maem..
Biar ga kena maag-typus lagi..

Aku pengen..
Bisa berbagi dengan orang lain..
Berbagi sayang- kasih..
Pikiran- perasaan..
Berbagi rizki yang telah Allah limpahkan
...
Berbagi dengan orang-orang dekat
Sahabat, teman- kawan..
Lawan biar tambah dekat..

Aku pengen terus belajar.. dan belajar
Mengasah bekal dan tempa..
Tanpa kenal lelah..

Aku pengen belajar jadi orang..
Belajar jadi pemimpin yang berakhlak..
Belajar bertanggung jawab..
Belajar menghargai orang lain..
Belajar mengkasihi orang lain- menyayang

Belajar tentang ’makna-arah’ hidup
Karna hidup ini sangat terbatas..

Belajar..
To be a ‘Great People’..
A great people that serve others..

Aku pengen terus berjuang- dan berjuang..
Berjuang jadi pemimpin yang ‘arif’
Berjuang untuk mandiri
Bikin usaha sendiri.. hingga besar

Belajar tuk mengurangi secuil pengangguran
Belajar mengurangi penderitaan..
Orang-orang yang amat susah mencari makan..
Orang2 yang anaknya ‘merengek’ minta disekolahkan
Orang2 yang terpaksa menyuruh anaknya
Bekerja siang-malam..
Di jalan..
Di kolong lampu merah metropolitan
...

Saturday, January 2, 2010

WALAU HANYA 'SEKEJAP MATA'...

WALAU HANYA ’SEKEJAP MATA’
2 Januari 2010


Seorang teman pernah mengatakan kepadaku seperti ini, ”Rif, kamu ini orang yang aneh.. masa ga ada sebab apa-apa, ga ada salah, malah minta maaf.. masa dosa ’sedikiiit’ saja sudah murung seperti itu, amal-amalmu kan masih banyak..toh Allah maha pengampun..?”

Seorang lain juga pernah mengatakan seperti ini, ”Mungkin kamu itu orang yang terlalu berlebihan dalam beragama.. masa cuman ketawa-ketawa seperti ini dianggap sia-sia..berlebihan..?” H..mmm, Pertanyaan yang sebenarnya aku sendiri agak sulit menjelaskannya.

Memang tidak salah..Allah Maha Pengampun kepada setiap hamba-Nya yang berdosa. Memang tak ada yang salah dalam tertawa, bercanda dan lain sebagainya. Smuanya berhukum mubah (boleh) dilakukan dan tidak akan berakibat dosa. Tapi, apakah tidak lebih baik.. aku yang sudah terlalu banyak dosa ini..untuk memanfaatkan kesempatan ’sekecil’ apapun dalam kehidupan dunia yang sangat sempit dan terbatas ini, untuk senantiasa melakukan ketaatan dan slalu ’ingat’ kepada Allah?

Apakah tidak lebih baik aku mencontoh para sahabat dan para salafussalih, orang-orang yang Allah telah meridhai mereka, atas perilaku mereka yang sangat ’berhati-hati’ dalam amalan sekecil apapun..?

Monday, November 2, 2009

MENGGAPAI MIMPI (part 1) -Di Suatu Rabu Malam..Alang-alang-

MENGGAPAI MIMPI (part 1) -Di Suatu Rabu Malam..Alang-alang-
2 Nopember 2009


Mimpi. Hiduplah dengan mimpi..dan IKHLASKAN. Yah, itulah kata kunci yang begitu menginspirasiku malam itu. Berawal dari sebuah diskusi ringan yang biasa kami lakukan menyikapi perkembangan sanggar Alang-alang yang makin hari, makin berkibar. H.Didit Hape, Aku biasa memanggilnya Om Didit, salah satu pemenang Nominasi Heroes 2009 pada program acara Kick Andy, sekitar bulan Februari lalu. Seorang mantan Reporter kawakan di salah satu Televisi nasional, yang sudah lebih dari sepuluh tahun mengabdikan jiwa dan raganya untuk mengentaskan dan mendididk anak-anak jalanan, anak-anak miskin & terlantar yang banyak berkeliaran di sudut-sudut kota Surabaya.

“Naah..iki Rif, yang Om inginkan..wis,Sip iki..!” Begitu spontanitas ala Suroboyoan yang beliau ungkapkan ketika melihat gambar desain bangunan yang Aku ajukan, mengawali diskusi empat-mata malam itu. “Waah..ini baru..ada unsur etnisnya, unsur modernya juga masuk.. Pasti langsung di setujui oleh pak Walikota” Kata beliau menambahkan.
“Pokoknya begitu kita sukses dalam program 10 ini, proposal desain ini langsung kita ajukan ke pak Wali”. Lanjut beliau. Program 10 ini adalah program yang diajukan sanggar Alang-alang dalam memeriahkan peringatan hari Pahlawan 10 Nopember 2009 di Surabaya. Mempunyai arti ’10 anak jalanan akan bermain (pertunjukan kesenian) selama 10 hari, di 10 tempat, dan berakhir pada tanggal 10, pada acara puncak peringatan tanggal 10 Nopember di Tugu Pahlawan, Surabaya. Rencana anak-anak Alang-alang akan manggung bersama beberapa penyanyi dan Grup Band Nasional, seperti Ungu,Wali,dll.

“Kebetulan mas Bambang (Pak.Bambang D.H,Walikota Surabaya)sekarang ini lagi ada kunjungan ke Jepang, khusus melihat penataan Urban Farmer di sana. Nah, begitu dia balik, langsung kita ajukan Desain ini” kata beliau bersemangat sambil melihat-lihat sekali lagi gambar desain yang Aku buat.

Sanggar alang-alang memang berencana membuat suatu wadah baru bagi teman-teman yang hampir selesai belajar di sanggar, dalam bentuk Griya Urban Farming. Satu tahun sebelum anak-anak negeri ini selesai belajar di Alang-alang (umur 18 tahun), mereka harus dibina dengan materi ‘kamandirian’ dan ‘entrepereneur’ di tempat ini. Tema yang di usung dalam unit/griya ini berfokus pada Urban Farming, karena menurut Om Didit, urban farming merupakan salah satu solusi yang unik bagi kota besar seperti Surabaya, dan bisa diterapkan oleh siapa saja, tak terkecuali oleh teman-teman di Alang-alang yang notabene berlatar belakang dari jalanan dan identik dengan ‘keliaran’ & ‘kemiskinan’.

“Ada gambar print outnya ga Rif..?”tanya Om Didit. ”ini Om, sudah saya siapkan” Jawab saya seraya membuka lembar2 gambar yang diminta Om Didit. “Ini akan saya pajang di kamar saya, Rif..” Ungkap beliau.
Hmm..sejenak ku berpikir.. dipajang?? Bukannya belum jadi? Masih dalam taraf desain? Tapi Sebelum akhirnya ku bertanya, Om Didit sudah lebih dahulu menjawab, “Saya biasa memajang apa saja yang menjadi Obsesi Om, Rif. Ketika Om punya suatu impian, apapun entah itu tulisan, foto, gambar, pasti Om taruh di dinding kamar dekat pintu masuk. Biar setiap kali Om datang, pergi dan datang lagi, Obsesi & mimpi itu selalu masuk dalam pikiran Om..”

OOO.. baru ‘ngeH’ Aku mendengar penjelasannya. Terhenyak ku membayangkan betapa perjuangan beliau selama sepuluh tahun ini dan melihat kondisi sanggar Alang-alang sekaranG, pada hari ini. Yaah, semuanya berawal dari sebuah ‘mimpi’. Mimpi-mimpi yang selalu beliau ‘visualisasikan’ dalam alam pikiran serta perasaannya.. Yah, salah satunya lewat media gambar yang ditempelkan itu..cerdas sekali, pikirku..

Sebagaimana yang sudah sering beliau ceritakan padaku, Hasil yang beliau capai bersama Alang-alang sekarang, merupakan buah dari perjuangan yang teramat panjang. Bagaimana dulu awal-awal beliau merintis sanggar ini. Dari sebuah ‘mimpi’ dan filosofi yang terkesan begitu sederhana, namun memiliki makna yang begitu Besar.
Sebagaimana namanya, Alang-alang, anak jalanan sering dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang liar, tidak ada manfaatnya kecuali hanya mengganggu tanaman lain dan tak jarang merusak pemandangan. Tapi seliar-liarnya alang-alang, juga ciptaan Tuhan yang pasti ada manfaatnya. Setidaknya alang-alang di pedesaan sering dimanfaatkan sebagai atap gubug, tempat berteduh. Di perkotaan, alang-alang sering menjadi pelengkap dekoratif yang artistik untuk cafe, bar, restoran dan hotel. Bahkan konon akar alang-alang merupakan jamu atau obat mujarab penghilang stress.

Mimpi ini tak mudah dijalaninya. Apalagi untuk mengubah image dan persepsi orang tentang anak jalanan, yang selama ini termarginalkan atau terpinggirkan di tengah kehidupan masyarakat sehari-hari.
Waktu itu hanya ada beberapa anak jalanan, diajaknya satu persatu untuk belajar kesenian. Lambat laun, dengan dukungan beberapa orang tua anak, akhirnya bisa menyewa sepetak tanah milik PJKA di pojokan jalan Gunungsari, sisi barat terminal Joyoboyo, tempat sanggar berdiri sampai sekarang.

Kini ’mimpi-mimpi’ itu telah menuai jadi kenyataan. Sepuluh tahun lebih sanggar alang-alang berdiri, sudah ratusan anak-anak liar menjadi saksi buah didikan dan keikhlasan beliau. Anak Negeri (begitu Om Didit menyebut mereka), yang dulunya anak yang liar,binal,jorok,kumuh dan susah diatur, setelah dibina di sanggar Alang-alang berubah perilakunya menjadi anak yang santun, bersih, sehat dan lebih berbudaya. Bahkan, ketika pertama kali Aku bertemu dengan anak-anak ini, Aku bisa ’terenyuh’ menahan tangis, takjub-haru menyaksikan betapa santun dan ’indahnya’ perilaku mereka. Entah kekuatan apa yang mendorongku untuk pergi sendirian ke tempat ini untuk pertama kalinya waktu itu. Dan ketika itu hatiku sudah mengatakan ’naah, ini yang aku cari’. Tempat di mana aku menemukan kekuatan cahaya yang maha dahsyat ini.

Sepertinya, hal ini jugalah yang membuat Ibu Muetea Hatta (Menteri Pemberdayaan Perempuan) sampai menangis terharu, ketika berjumpa untuk pertama kalinya dengan anak-anak Alang-alang dalam rangka peresmian program baru Alang-alang, BIAN (Bimbingan Ibu dan Anak Negeri), awal Oktober lalu. Anak-anak yang notabene miskin ini bahkan sempat menitipkan sumbangan seadanya untuk korban bencana gempa Padang, dimana Bu Muetea waktu itu akan pergi ke sana. Bahkan Sang Ibu berjanji, akan menyampaikan dan menceritakan ’kenangan’ & ’ketakjuban’nya bersama Alang-alang pada Presiden RI secara langsung.

Sungguh adalah sesuatu mukjizat, ketika dua orang menteri negara (salah satunya, Adhyaksa Dault) telah mau meluangkan waktunya di sebuah tempat yang sangat sempit dan ’teramat sederhana’ aku pikir, untuk ukuran kunjungan kenegaraan. Bahkan sampai mereka bisa meneteskan air mata..

Dan ini semua tak lepas dari sebuah ’mimpi’. Mimpi-mimpi Om Didit yang selalu beliau visualisasikan di alam pikiran-perasaan.. baru kemudian tindakannya mengikuti..

Ketika beliau mulai mengkonsep program BAP (Bimbingan Anak Perawan) misalnya, beliau selalu mulai dengan ‘mimpi’ yang tertuang dalam konsep-konsep yang selalu beliau tulis dan tempelkan (baca: visualisasikan) di dinding kamarnya. Bimbingan Anak Perawan sendiri merupakan bimbingan yang dikhususkan untuk anak perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan anak perempuan korban trafficking. Alhasil, Bimbingan Anak Perawan menjadi pemenang pertama dalam salah satu program sayembara tingkat Dunia yang diselenggarakan ILO.

Begitu pula Bimbingan Anak Berbakat (BAB). Kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan khusus bagi anak-anak yang mempunyai minat & bakat dibidang seni dan olahraga. Dengan ’mimpi-mimpi’, kesungguhan dan sekali lagi ’KEIKHLASAN’ beliau, di luar dugaan, anak-anak Alang-alang yang notabene dulu dianggap sebagai sampah masyarakat ternyata mampu meraih prestasi yang sangat membanggakan.
Telah berulang kali, Anak-anak Alang-alang meraih Juara lomba seni musik dan kerajinan di tingkat lokal dan nasional. Diundang diberbagai festival kesenian, bahkan sampai tingkat nasional di hadapan Presiden RI.
Tak mau kalah, Boxing Camp Alang-alang, satu-satunya sasana tinju milik anak terlantar, yang hanya berlatih di jalanan di malam hari ini telah banyak meraih Juara di berbagai kejuaraan tinju junior, baik kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasioanl. Sampai-sampai, Menpora Adhyaksa Dault menulis catatan kecil tentang Alang-alang Boxing Camp:
Untuk Anak-anakku di Alang-alang BC
Hidup Hanya Sekali
Gunakan Tuk Mengabdi
Pada Ilahi Rabbi
Dan Mari Kita Bangun Negeri
Olahraga Jaya Giri
Syurga Tujuan Abadi!!

Seiring prestasi dan puluhan penghargaan yang diraih, sanggar Alang-alang makin hari makin dikenal publik, tidak hanya sampai tingkat Nasional, nama sanggar Alang-alang bahkan telah menembus perhatian di tingkat Internasional. Karena konsistensinya, puluhan bantuan baik dari dalam maupun luar negeri masuk, salah satunya dari UNICEF dan ILO. Tapi ini semua tak akan meluluhkan ’mimpi-mimpi’ Om Didit, Sang Bapak anak jalanan untuk terus berbenah dan meningkatkan kualiatas pendidikan anak-anak ini.

Aku pikir, Sekali lagi disinilah kuncinya..
Selalu dimulai dari sebuah MIMPI, selalu diVISUALISASIkan dan dilakukan dengan kesungguhan & ‘KEIKHLASAN’.

Ketika Aku mengungkapkan, ”Om, saya punya satu ’impian’. Mungkin ga, kedepannya Alang-alang bisa Mandiri mengurus dirinya sendiri. Tidak perlu meminta bantuan dari luar. Manajemennya dikelolah secara bagus...”. Belum selesai aku meneruskan mimpi-mimpi dalam benak ini, Om Didit langsung menjabat tanganku erat, seraya meneruskan kata-kataku, ”Itu juga yang menjadi keinginan Om, Rif.. Om Sangat setuju. Ke depannya kita harus punya manajemen yang dikelolah secara professional, mungkin seperti YDSF. Kita tidak akan lagi meminta bantuan, tapi justru akan jadi Funding (pemberi bantuan).”

Wow..ternyata kita satu hati-pikiran-semangat. Bersyukur sekali rasanya Aku bisa mengenal beliau dan akhirnya bisa menjadi ’Bagian’ dari sebuah ’Perjuangan’ yang tak pernah mengenal imbalan ini.
Semoga ’mimpi-mimpi’ ini terus berkibar dan tiada pernah luntuR hingga akhir zaman.

UNTUKMU SAUDARA-SAUDARAKU DI ALANG-ALANG..
I LOVE U ALL



--by Arif Affandi,2009--

Sunday, October 18, 2009

DEMI ALLAH.. AKU MENCINTAIMU.. -Bagaimana Cara Mempertahankan Cinta?

Bagaimana Cara Mempertahankan Cinta ?


Agar cinta ini menjadi kuat dan bertahan lama, maka harus dilakukan beberapa langkah berikut ini :

Menyatakan Cinta

Hal ini tidak hanya bisa melanggengkan keakraban, memperkokoh kasih sayang, mempertebal rasa cinta, menyatukan kata, dan mempererat hubungan sesama muslim. Tapi juga bisa melenyapkan keretakan dan kedengkian. Dan ini merupakan bagian dari wujud keindahan syari’at.

Dari Abu Dzar ra, ia mendengar bahwa Rasulullah saw. Bersabda :

“Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia datang ke rumahnya dan kabarkanlah padanya bahwa ia mencintainya karena Allah.”