Catatan TentanG..

artikel (1) bisnis (4) cinta (3) diary (17) have fun aja.. (1) home (11) muhasabah (7) puisi (9) religi (9) renungan (8) umum (4)

Sunday, January 10, 2010

MENGGAPAI MIMPI (part 3) -Mencetak Tradisi Juara...Dari ITS, Akan Ku Kalahkan CIPUTRA...-

MENGGAPAI MIMPI (part 3)
-Mencetak Tradisi Juara...
Dari ITS, Akan Ku Kalahkan CIPUTRA...-

09 Januari 2010





Inilah Jalanku..Pilihanku..! Perjuanganku..!

Jalan yang sudah kumulai dari sesuatu yang benar-benar awal..
Bahkan NOL sama sekali..

Ku mulai ‘rangkaki’ tikungan demi tikungan..
Mulai mendaki dengan ‘kepayahan’..
Sampai ke tanjakan yang semakin ‘terjaL’..
Semakin banyak batu-batu reruntuhan-menghadang,,dan.. semakin besaR.. 

Tapi kutahu pasti..
di atas sana.. Salju Abadi..!


Ada seorang saudara dari Jogja pernah bertanya kepadaku seperti ini, “lebih pilih mana sih mas, jadi Arsitek atau Pengusaha?”.

Langsung ku jawab di sini dengan pasti, “jadi seorang Pengusaha..yang Arif.” Hehe.  Yaah, karena visi terbesarku adalah sesuai arti yang diamanahkan ke dalam namaku..Arif Affandi (Arif : pintaR, ceRdas, adiL, wise; Affandi: tuan, boSs, majikaN, penGusaha(entrepreneuR))

Jadi sebenarnya Arsitek dan Kontraktor itu hanya awalan saja untuk mengasah jiwa dan mental entrepreneurku. Atau dengan kata lain sebagai batu loncatan saja untuk mewujudkan visi besarku. Juga dengan bisnis-bisnis yang lain.


h..mmm.. Laah, terus apa visi besar-ku?




Atau ada teman lain yang bertanya, “sebenarnya sampeyan iki bisnis di bidang apa sih..? designer, Arsitek iya..konstruksi iya..kos-kosan juga banyak..bahkan kuliner,rumah makan dibabat juga..sekarang malah pingin buka warnet. Sebenarnya arahnya mau ke mana sih mas..?”


Ku jawab, “Di bidang property pak”.


Lebih tepatnya Property Investor & Property Developer. Ku ingin jadi yang ter-Baik dan ter-Besar di bisnis ini, inilah visi besar-ku.


Yaah, aku ingin menjadi seperti seorang Ciputra. Sang maestro property yang sekarang telah berumur hampir 80 tahun ini telah mencatatkan namanya di kasta tertinggi di bisnis property yang digelutinya, bahkan sampai sekarang. Majalah Forbes bahkan pernah mencatatkan namanya sebagai satu dari 10 tokoh bisnis paling berhasil di Indonesia.


Hampir semua orang mengenal dan pernah mendengar namanya. Apalagi kalau dikait-kaitkan dengan banyaknya proyek property berskala raksasa yang telah dia persembahkan untuk bangsa ini. Siapa yang tak mengenal Taman Impian Jaya Ancol, pusat rekreasi yang menjadi impian anak-anak seantero Indonesia, merupakan buah karya Ciputra. Semua orang mengenal Pondok Indah, Bumi Serpong Damai (BSD City) ataupun Citra Raya Surabaya(the Singapore of Surabaya), karya Ciputra yang telah menjadi pelopor di eranya dalam skala pembangunan kota-kota baru.

Dalam berbagai skala, Pak Ci (begitu beliau dipanggil)sampai saat ini bahkan telah menyentuh proses pembangunan 22 kota baru, termasuk proyek kota baru di Calcutta, India dan Ciputra International City di Hanoi, Vietnam, sebuah proyek real estate terbesar di negara tersebut. Di samping itu, Ciputra juga mempelopori dan melahirkan banyak pusat-pusat perbelanjaan modern pertama, hotel bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri.


Ingin menjadi sekelas Ciputra? Apakah aku menghayaL..? h..,,mmm.. aku pikiR tidaK..


“Aku sungguh-sungguh akan menyamai pencapaian CIPUTRA saat ini dan bahkan akan mengunggulinya suatu saat nanti..” Ga mungkin laah Aku kalah dengan Ciputra, iyaa khaann?


“Haaah..ga salah.. ‘Gendheng’(gila) sampeyan.. bersaing ko dengan Ciputra.. ga salah?” begitu komentar seorang teman dekatku.

Setidaknya Aku bisa menggantikannya dan mengunggulinya di masa depan.. karena tidak mungkin aku kalahkan dia sekarang ini.. yaa iyaa laah.. kita khan beda generasi. Beliau uda udzur..sedangkan aku baru merangkak di dasaran.

Setidaknya, antara beliau dan Aku punya latar belakang yang sama. Yaah..sama seperti Aku, Ciputra dahulu juga seorang Arsitek. Menempuh pendidikan arsitektur di ITB selama 7 tahun. Diawal-awal perjalanan entrepreneurnya, beliau juga mendirikan sebuah biro konsultan bersama rekan-rekan kuliahnya. Daja Cipta namanya, yang akhirnya berganti nama menjadi PT.Perentjana Djaja. Tak puas dengan hanya sebagai Arsitek, Ciputra memutuskan lepas dari teman-temannya dan mulai berkonsentrasi pada bidang usaha yang digelutinya sampai sekarang.

Aku bilang ke temanku, “ga beda-beda amat, aku dengan seniorku ini. Dia lulusan ITB, Aku ITS. Secara kualitas sama. Bahkan beliau lulus lebih lama dari Aku, beliau lulus 7 tahun, Aku bisa pas 4 tahun.”


H..mmm.. Bahkan secara start, aku masih 6 tahun lebih muda dari beliau ketika memutuskan menjadi seorang entrepreneur di bidang property. Waktu itu beliau berusia 31 tahun. Jadi bukan sesuatu yang tidak mungkin..kalo beberapa tahun yang akan datang Aku bisa menyejajarkan dengan beliau di posisi yang sama, bahkan mengunggulinya..?


Bagaimana dengan pencapaianku saat ini?

Pertanyaan yang sebenarnya harus kuakui, pada kondisi sekarang ini masih belum kelihatan bernyawa. Tapi jalan ke arah sana terbuka lebar dan kurasakan begitu dekat-bergelora..

Semuanya memang butuh proses yang sangaaaat panjang..dan butuh jutaan tetes darah-keringat yang harus kuperas mulai sekarang. Harus dimulai dari sekarang perjuangan ke arah situ. Ciputra sendiri dalam pencapaiannya sampai sekarang ini (sejak 1960) telah berjuang selama lebih kurang 50 tahun atau setengah Abad. Woww..

Segala hal yang kulakukan sekecil apapun memang harus didasarkan mewujudkan Visi besarku ini.


Atau dalam istilah Rhenald Kasali, ia menyebut dengan Dream Big, Start Small. Seorang ‘Entrepreneur sejati’ menurut dia, mengambil langkah-langkah kecil di awal perjalanannya, tetapi dengan selalu dalam kerangka mewujudkan mimpi yang menjelma menjadi visi. Berbeda dengan seniman amatiran yang hanya akan bermimpi tanpa bertindak, seorang Entrepreneur sejati selalu bangkit dari mimpi-mimpinya dan bertindak tanpa berharap akan datangnya mukjizat begitu saja.


Atau dalam ungkapan Ciputra sendiri, beliau mengatakan, “Membangun sebuah perusahaan adalah bagaikan membangun sebuah air terjun artifisial. Satu per satu bungkah batu-batu besar kita letakkan. Dengan cermat kita atur dan kita seimbangkan perletakannya,sehingga kekuatan alam kemudian menciptakan alur air yang estetis menuju ke satu titik pelimbahan”.


Yaah, saat ini aku memang sedang berusaha meletakkan bungkah-bungkah batu itu..satu per satu,,


Ku mulai dari property kecil-kecilan, digunakan untuk kos-kosan, toko, cafe, rumah makan. Kemudian akan berkembang yang agak gede, semisal ruko, minimarket, sekolah, penginapan, perumahan sederhana, perumahan menengah, dan seterusnya. Sampai akhirnya yang berskala raksasa, apartment, hotel, pusat perbelanjaan, perumahan berskala kota mandiri, tempat wisata, superblock, dan sebagainya.

Tapi tetap dalam koridor dakwah dan amar ma’ruf. Kos-kosan yang melarang pencampuran pria-wanita misalnya. Atau membuat suatu cafe dengan konsep islami, ada perpustakaan di dalamnya, dengan warna musik dan multimedia yang bernafaskan dakwah, semua karyawannya terbiasa mengucapkan salam, penuh senyum, bahkan ketika waktu shalat tiba bisa ditutup untuk sementara untuk melaksanakan shalat berjamaah, dan seterusnya.


Aku ingin membuat suatu kompleks perumahan yang di dalamnya terbentuk rasa kasih sayang di antara warganya, dipenuhi dengan rasa gotong royong-kekeluargaan. Perumahan yang tidak individualis sebagaimana jaman sekarang. Suatu kawasan modern yang penuh dengan keberkahan karena ketaatan warganya terhadap perintah-perintah Allah.


Sungguh, aku sangat mengimpikan pada suatu saat, membuat kawasan Kota Mandiri bernuansa islam pertama di Indonesia, bahkan dunia. Di dalamnya ada permukiman kaum muslim yang senantiasa taat kepada Allah. Terdapat satu masjid yang sekaligus sebagai centre of point seluruh kawasan, jadi pusat dakwah dan aktivitas seluruh warga. Di dalamnya ada pusat perdagangan, dimana ketika adzan shalat dikumandangkan, orang-orang segera menutup toko mereka, meninggalkan aktivitas mereka untuk sementara dan berduyun-duyun pergi ke masjid untuk mendirikan shalat di sana dan memakmurkannya. Di dalamnya ada sekolah2 dan universitas yang besar, mengajarkan ilmu2 islam. Bahkan ada sebuah jurusan khusus yang mengkaji Sains dan Mukjizat AlQuran. Dakwah tersebar di kota itu tiada henti-hentinya. Keindahan dan ketertibannya terjaga, banyak taman-taman seindah surga, sehingga menjadi kota favorit dan terbaik yang pernah ada.


Subhaanallah..


Teman dekatku, seorang ahli jiwa, pernah mengatakan seperti ini, "Kamu ini seorang yang sangat Imajinatif. Lantaran imajinatif, maka kamu cenderung OPTIMIS dan berani memiliki IMPIAN yang BESAR. Maka Bahasa pilihan kamu adalah, “Segala Sesuatu itu Serba Mungkin!”..


Aku lantas mengatakan.."Lha..Gimana Ga SERBA MUNGKIN Bro.. Wong ada ...ALLAH di belakangku..yang memberikan 'Segala Kemungkinan' dari 'Semua ketidakmungkinan' yang kuhadapi.. hehehe..Siip?

Guruku di bidang entrepreneur lantas menantangku seperti ini, “Siap mengalahkan Ciputra?”.


Ku jawab, “SIAP..pak! dari ITS, akan Aku kalahkan CIPUTRA.. insya Allah!





-Mencetak Tradisi Juara...
10 Januari 2010

“Sepertinya mudah sekali bagi kamu yaa mas untuk mewujudkan impian-impianmu.. memang, enak banget kalo punya modal banyak, latar belakang keluarga yang kaya..dan seterusnya” begitu komentar seorang teman baruku.


Aku terheran-heran mendengar pernyataannya. ModaL banyak? Keluarga kaya? Dari Hongkong..?? (hihi..ikut2 ungkapan anak muda jaman sekarang). Pasti orang ini belum pernah pergi ke rumahku atau melihat dengan mata kepala sendiri perjuangan hidupku dari Nol sampai sekarang..


Memang, Sungguh ini sebuah jalan yang sangat tidak mudah.. Apalagi bagiku, anak seorang pegawai negeri biasa yang harus banting tulang sekuat tenaga ketika menghidupi anak-anaknya. Keluarga yang dalam sejarahnya tidak lepas dari trah profesi guru. Tidak ada pendidikan khusus dari keluarga untuk menyiapkan anak-anaknya menjadi seorang yang mandiri, apalagi belajar bisnis..smuanya dilepas begitu saja. Apalagi Aku, seorang anak laki-laki satu-satunya..sudah dianggap bisa mengatasi semua persoalan hidup tanpa bimbingan orang tua.


Tanpa kendali orang tua..hidup liar..di jalanan kota besar..belajar-berjuang sendiri..otodidak-tanpa guru.. itulah masa kecil-remajaku.. Amat jauh dari banyak cerita tentang pengusaha sukses yang kebanyakan lahir dari keluarga yang sangat mengedepankan pendidikan bisnis sejak kecil..bahkan modal yang mencukupi (jangankan modal, untuk biaya kuliah saja aku harus mencari sendiri..aah, jadi ingat masa-masa itu..)



Meski begitu, ku yakin bahwa Aku, ARIF AFFANDI..bisa melampau semuanya..dan menggapai mimpi-mimpiku ke depan secara ‘Pasti’ dan ‘Nyata’.. dan ‘Ga Mungkin’ aku ‘gagaL’.. apalagi sampai kalaH..


Temanku tersenyum ketika Aku bercerita tentang Prinsipku ini. “Bagaimana mungkin orang tidak pernah ‘GagaL’ dalam hidup..pasti kadang Kalah, kadang juga Menang.. Bukannya kegagalan adalah Kesuksesan yang tertunda..?” katanya.


“‘Ga Pernah’..dan Aku, sepanjang Hidupku sampai detik inipun belum pernah ‘GagaL’. Karena Aku harus Menang..HARUS JUARA..! Tak Ada Ceritanya Aku Bisa KALAH.. (duh..’ngeyel’ banget arek iki..!)


“H..mmm.. Percaya diri sekali anda”, seloroh temanku yang lain.


Dalam kamus hidupku tak pernah kukenal kata ‘gagaL’.. sekali ku putuskan suatu keinginan & cita-cita, tak ada alasan untuk berpikir mundur lagi.. semuanya harus berhasiL, menanG dan juaRa..


Karena ‘KeGaGaLan’ sesungguhnya adalah miliK orang-orang yang ‘meNyeRah’..


Dahulu ketika masih sekolah di SD, banyak orang mengira aku ini anak yang pintaR’ dan ceRdaS. Tidak salah memang, karena sejak SD mulai kelas 1-6 aku selalu berada di ranking 1 atau 2 silih berganti. Bahkan aku mendapatkan NEM tertinggi nilai Ujian Akhir Nasional (dulu namanya masih EBTANAS)se-sekolah itu.


Prestasi ini berlanjut sampai di tingkat SLTP. Dengan tingkat persaingan yang lebih ketat, 3 tahun berturut-turut di tiap semester aku selalu rangking 1. nilai NEM Ujian Akhir waktu itu juga nomor 2 se-SLTP. Pun demikian ketika di tingkat SLTA.



Aku sempat heran sendiri waktu itu.. Laah ko bisa yaah.. wong aku ini sebenarnya malas belajar. Di sekolah aja ga pernah mencatat pelajaran, bahkan ketika SMP sering banget bolos sekolah, Tawuran.. ‘Pintar’ dari mana coba..aku aja sampe sekarang yang jebolan ITS, suka lupa-lupa tentang perkalian dasar. Bahkan 1-10 sampe sekarang juga masih ‘telmi’ alias telat mikiR..hehehe. nah looH,,?


Setelah kupikir-pikir-renungkan, kunci rahasianya ternyata ada pada ‘kenGeyelan’-ku untuk selalu lebih baik dari orang lain. Entah dari mana prinsip seperti ini, sejak kecil aku selalu diajarkan oleh ‘diriku sendiri’ untuk tidak pernah ‘KALAH’.. dan selalu ‘MENANG’.


Bahkan bukan hanya ingin jadi lebih baik (Better), tapi Aku selalu berusaha untuk jadi yang Terbaik (The Best) dari yang lain. Ga mungkin AKU kalah dari si A, si B, si C dan seterusnya, sementara mereka sama seperti aku’. Dalam diriku, seperti sudah tertanam dalam-dalam, bahwa ‘AKU harus lebih unggul dari teman-temanku..harus jadi yang TERBAIK (THE BEST). If the Best is possible, Better is not enough..’ seperti itu.


Pola pikir ini yang sebenarnya membuat seluruh potensi dalam diriku bergerak cepat, berusaha sekuat tenaga agar tidak kalah dengan yang lain. Salah satu masa paling berat adalah ketika aku menargetkan ‘wajib lolos’ ujian masuk PTN (dulu namanya SPMB). Akan jadi perjuangan yang sangat mudah jika aku dulu setelah SMP memilih sekolah di SMU. Tapi aku hanyalah lulusan STM, yang jelas-jelas tidak pernah mendapatkan pelajaran yang sama seperti siswa SMU. Hampir semua mata pelajaran yang diujikan ketika SPMB tidak pernah kudapatkan ketika di STM. Bahkan pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, selama 3 tahun tak pernah kudapatkan. Pun mata pelajaran lain, yang notabene sangat berbeda kurikulumnya dengan yang diajarkan di SMU. Jadi hampir seperti ‘seorang anak lulusan SMP yang ingin langsung kuliah di PTN’ tanpa belajar di tingkat SMU dulu.. (Ga Mungkin Bangeeet..!)


Semangat yang ada ketika itu adalah bahwa ‘Aku merasa tidak pernah berbeda dengan yang lain’ dalam hal kecerdasan. Karena suruhan orang tua sajalah, waktu itu aku harus memilih jalur di STM daripada memasuki SMU favorit. Dan waktu itu aku harus membuktikan kepada semuanya, termasuk kepada keluargaku, bahwa ini adalah jalan yang tepat bagiku. Ingin membuktikan bahwa aku ‘Bisa’ dan tak akan pernah gagaL, apalagi ‘kalaH’.


Perjuangan yang maha berat, harus menamatkan pelajaran2 SMU (yang notabene harus ditempuh slama 3 tahun), kuserap hanya dalam waktu satu bulan saja..hiKzz.. Hanya berbekal ‘Bondo Nekat’ dan ‘Bondo Tekat’, itu saja..akhirnya ku berhasil membuktikan semuanya. Loloslah aku jadi mahasiswa ITS Surabaya kala itu..


Begitu juga kisah-kisah lain dalam hidup yang smakin membuatku percaya diri dalam menggapai semua mimpi-mimpiku. Termasuk ketika aku sempat dianggap rada ‘gila’ oleh teman-teman kuliahku, karena saking seriusnya dalam pengerjaan proyek Tugas Akhir (di ITS, TA setara dengan skripsi/thesis, dan telah menjadi semacam pertaruhan/gengsi ttg kredibilitas sang Mahasiswa). Pun demikian, ku mampu mendapatkan nilai A tertinggi, bahkan mendapatkan penghargaan sebagai The Best Final Project. Alhamdulillah..


TAK PERNAH ADA KATA ‘GAGAL’ DALAM SEJARAH HIDUPKU..!


Semuanya pasti.. dan  ‘HARUS’ Bisa.. dan ‘HARUS JUARA’..!



Begitu juga tentang visi besar-ku.. Aku akan tetap mempertahankan ‘Tradisi Juara’ dalam seluruh perjalanan hidupku..


Aku akan jadi yang terBaik dan terDepan dalam bisnis yang aku geluti. “Aku sungguh-sungguh akan menyamai pencapaian CIPUTRA saat ini dan bahkan akan mengunggulinya suatu saat nanti..” Ga mungkin laah Aku kalah dengan Ciputra, iyaa khaann?


Dan memang, sekali lagi..smuanya bergantung pada ‘MIMPI’..atau Impian, orang biasa menyebutnya. Sebesar apa mimpi kita, sebesar itu pula yang akan kita raih dan dapatkan. Seperti kata para ahli kekuatan pikiran (mindpower) dengan teori Law of Attraction-nya, semuanya bergantung pada ‘Pikiran’. Segala apa yang anda pikirkan akan menarik semua hal yang berhubungan dengan hal tersebut kepada anda. Semakin dalam dan kuat ‘Hasrat dan Keinginan’ ini tumbuh, tarikannya dengan sendirinya akan semakin kuat pula. Hasrat dan Keinginan inilah yang saya disebut ‘MIMPI’.


Mimpi, baik besar maupun kecil butuh ‘kepastian Hati’ untuk mewujudkannya. Bagaimana orang bisa mengejar mimpi-cita-citanya kalau belum-belum Pikirannya..sudah merasa ga bisa..menyerah.. Belum berjuang ko Hatinya sudah berani memastikan saya ‘tidak bisa’.


Selalu.. dimanapun dan kapanpun dalam sejarah kehidupan manusia, orang-orang BESAR hanya meninggalkan satu hal untuk diwariskan..yaitu ‘Mimpi Yang BESAR’ pula.


Hanya dengan mimpi lah seorang Didit Hape bisa membesarkan Sanggar Alang-alang menjadi seperti sekarang.. Hanya dengan mimpi lah Ir.Ciputra menjadi seorang maestro properti hingga sekarang.. 

Dan hanya karena mimpi pula seorang Arif Affandi bisa mencapai titik seperti yang telah diraihnya sekarang, dan dia tidak akan berhenti sebelum mencapai titik puncak yang diidam-idamkannya.. (Habis)



--by Arif Affandi,2010--

lihat catatan sebelumnya..Menggapai Mimpi (part 2) -- Aku Hanya ingin Ber’ARTI’...sampai MATI..-

catatan selanjutnya.. CINTA SANTUNAN


No comments:

Post a Comment