Catatan TentanG..

artikel (1) bisnis (4) cinta (3) diary (17) have fun aja.. (1) home (11) muhasabah (7) puisi (9) religi (9) renungan (8) umum (4)

Tuesday, January 5, 2010

MENGGAPAI MIMPI (part 2) -You’ll Never Walk Alone.. Aku Hanya ingin Ber’ARTI’...sampai MATI..-

MENGGAPAI MIMPI (part 2)
-You’ll Never Walk Alone..
Aku Hanya ingin Ber’ARTI’...sampai MATI..-
28 Desember 2009


Aku pengen.. jadi agak nDut..
Maem yang banyak biar nDut..
Ga males maem..
Biar ga kena maag-typus lagi..

Aku pengen..
Bisa berbagi dengan orang lain..
Berbagi sayang- kasih..
Pikiran- perasaan..
Berbagi rizki yang telah Allah limpahkan
...
Berbagi dengan orang-orang dekat
Sahabat, teman- kawan..
Lawan biar tambah dekat..

Aku pengen terus belajar.. dan belajar
Mengasah bekal dan tempa..
Tanpa kenal lelah..

Aku pengen belajar jadi orang..
Belajar jadi pemimpin yang berakhlak..
Belajar bertanggung jawab..
Belajar menghargai orang lain..
Belajar mengkasihi orang lain- menyayang

Belajar tentang ’makna-arah’ hidup
Karna hidup ini sangat terbatas..

Belajar..
To be a ‘Great People’..
A great people that serve others..

Aku pengen terus berjuang- dan berjuang..
Berjuang jadi pemimpin yang ‘arif’
Berjuang untuk mandiri
Bikin usaha sendiri.. hingga besar

Belajar tuk mengurangi secuil pengangguran
Belajar mengurangi penderitaan..
Orang-orang yang amat susah mencari makan..
Orang2 yang anaknya ‘merengek’ minta disekolahkan
Orang2 yang terpaksa menyuruh anaknya
Bekerja siang-malam..
Di jalan..
Di kolong lampu merah metropolitan
...



Aku pengen terus berjuang-.. dan berjuang..
Berjuang untuk beramal
Berjuang untuk berbagi
Struggle to serve
...

Ini adalah sebait puisi sederhana yg kutulis sekitar 2 tahun lalu..berjuduL ‘Aku Pengen’..

Masih sama..Ya masih sama.. ‘Kepengenanku’ antara ‘Dahulu’ dan ‘SekaRang’..dan ‘Akan datang’. Tak akan pernah mati dilekang jaman, karena inilah sebenarnya visi atau ‘mimpi dasar’ seorang pria sederhana seperti aku..

Yaah..Sederhana saja..Ku hanya ingin Hidup ini punya ‘ARTI’.. tak lebih..

Bagiku, hidup itu seperti kita ketika bertemu dengan seseorang yang sangat kita rindukan. Hanya ada waktu ‘satu kali’ yang sangat-sangat ‘singkat’ untuk pertemuan yang sangat penting itu.. Apa yang kita persembahkan dan perbuat dalam kesempatan emas itu tentulah sesuatu yang sangat berarti.. bagi dia, mereka dan ‘orang lain’.

You’ll Never Walk Alone..
Kita di dunia tak pernah hidup sendiri.. masih ada banyak pengemis tua di ujung jalan.. masih ada anak-anak jalanan di perempatan-perempatan.. Orang-orang yang tak pernah bisa makan.. dan Si Yatim yang ga punya kerjaan..

Dunia tak lagi ‘misteri’..
Karena smuanya telah nampak di depan mata kita.. Betapa orang-orang di sekeliling kita amat membutuhkan pertolongan itu. Betapa banyak tetangga kanan-kiri kita amat susah mencari pekerjaan hingga menjadi pengangguran seumur hidupnya.. Bahkan saudara kita sendiri..mencari hutang di sana-sini..mengemis, bahkan mengorbankan anak gadisnya untuk “disekolahkan” di gang-gang malam..aaahhh..

Dunia itu begitu nyata terpampang di depan mata kita..
Di kolong-kolong lampu merah metropolitan..ratusan anak jalanan menerobos masuk ke kaca mobil kita..
Di stasiun, mall-mall, pasar..dan di manapun, ribuan pengemis tua menyeruduk tubuh kita untuk secercah rupiah..
Di gang-gang sempit penuh sesak..ratusan anak-anak merengek minta disekolahkan..

Dan kita..Diam..! Hanya DIAM..! masa bodoh dengan keperdulian?

Tidakkah kita harusnya ‘Menangis’ melihat semua fenomena ini..?

Smuanya butuh AKU dan kita tentunya.. Sombong sekali kita ini telah memberikan hanya seribu bahkan 500 rupiah kepada mereka, padahal kita punya sepuluh ribu rupiah misalnya..dan kita sudah ’bangga’ dengan apa yang sudah kita lakukan..?

Bukan..bukan hanya sekadar ’uluran tangan’-pertolongan saudaraku, bukan sekadar pakaian kumal sisa kita untuk mereka, atau sekadar uang receh yang sama sekali tidak kita butuhkan.. Tapi pertolongan yang benar-benar bisa membuat mereka keluar dari jurang ’kemiskinan’..

Bukankah Allah, Tuhan menyuruh kita memberi adalah sesuatu apa yang sangat kita Cintai..?

”Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu ’CINTAi’...”
(QS.Ali Imron:92)

Inilah ayat yang membuat sahabat Abu Dzar al-Ghifaari ra. sanggup menyembelihkan Unta yang paling ia CINTAi ketika ada pengemis meminta makanan kepadanya.. (hmm, padahal kendaraan Unta pada jaman itu setara dengan kendaraan mobil BMW pada masa sekarang..)

Ayat ini juga yang membuat sahabat Abu Taalhah ra. sanggup menginfakkan barha, kebun kurma yang paling luas,subur dan paling diCINTAinya.. untuk dipergunakan di jalan Allah, sesaat setelah turunnya ayat di atas.. Subhaanallah.


Itulah mengapa..Keinginanku yang pertama dan utama adalah menjadi seorang Pengusaha. Dimana-mana Pengusaha, Boss itu kaya, banyak uang. Hmmm..tapi bukan, bukan itu yang ku cari..

Kebahagiaanku bukan di harta itu.. Bukan di ratusan rumah dan mobil mewah itu..

Bahkan “KU INGIN TINGGAL BERSAMA MEREKA DI GANG-GANG SEMPIT DAN SEDERHANA.. BERCENGKERAMA DENGAN MEREKA.. MAKAN DENGAN LAUK SEADANYA..”

Ku hanya ingin, dengan kekayaanku..mampu membantu mereka dari kelaparan & penderitaan, melunasi hutang-hutang mereka, melepaskan dari jurang2 kemiskinan.. ku ingin, hartaku menjadi pelopor syiar dakwah ini yang semakin hari smakin butuh pengorbanan..

Ku ingin, dengan smakin berkembangnya usahaku..menciptakan banyak peluang kerja baru untuk kehidupan mereka.. mampu mendirikan sekolah-sekolah dan universitas islam yang berkualitas

Ku ingin, karena besarnya perusahaanku..ku mampu mendidik dan mengajak mereka untuk senantiasa ‘Taat’ kepada agama Allah yang lurus.. mampu membentuk tatanan masyarakat yang berkah dan diridhai Allah..

Ku hanya ingin seperti mereka.. para Sahabat Rasulullah dan Salafussalih. Orang-orang yang kekayaan dan harta yang mereka dapatkan senantiasa habis dipergunakan untuk membantu orang lain dan berjuang di jalan Allah.

Ku hanya ingin seperti seorang Umar ibnu Khattab Ra. Seorang Juragan property berpenghasilan 233 M sebulan (Rp.11,2 T/tahun), tapi menganggap dirinya bermewah-mewahan jika makan lebih dari dua lauk pauk dalam satu hidangan. Tak bisa dibayangkan, beliau yang memiliki 70.000 asset property (ladang pertanian)masing-masing senilai Rp.160
Juta, atau bila dikalikan 70.000 sama dengan 11,2 Trilliun rupiah, tapi hanya memiliki satu jenis pakaian saja semasa hidupnya..

Atau seperti seorang Abdurrahman bin Auf Ra. seorang pengusaha yang dalam sekali duduknya mampu menginfakkan hartanya senilai Rp.64 M (40 ribu Dinar). Pengusaha paling kaya diantara sahabat Rasulullah, yang apabila ada orang asing yang tidak mengenalnya melihatnya sedang duduk bersama para pelayannya, maka ia tidak bisa membedakan di antara mereka karena saking sederhananya beliau.

Ku ingin suatu saat bisa mengatakan kepada ‘ISTRI’ku seperti apa yang pernah dilakukan sahabat Abdurrahman bin Auf Ra.
Ketika Rasulullah saw. bertanya kepada Abdurrahman, ketika Ia menyumbangkan ‘SELURUH’ hartanya di jalan Allah, "Adakah engkau tinggalkan uang belanja untuk istrimu?"
Abdurrahman menjawab, "Ada! mereka saya tinggali lebih banyak daripada yang saya sumbangkan."
Tanya Rasulullah saw., "Berapa?"
Jawab Abdurrahman, "Sebanyak Rezeki, Kebaikan, dan Upah yang dijanjikan Allah."

ALLAHU AKBAR..!

Ku hanya ingin seperti mereka.. Orang-orang yang sangat menginginkan dunia ini berada di genggamannya.. Tapi bukan untuk di’Cintai’nya..tapi untuk ditukarkan dengan ‘Surga’ seisi langit dan bumi.. Orang-orang yang mampu memaknai hidup ini hanya untuk berjuang di jalan Allah dengan ‘SELURUH’ Harta, Diri dan Jiwa mereka.

“Sesungguhnya Allah telah MEMBELI dari orang-orang mukmin DIRI dan HARTA mereka dengan memberikan SURGA untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS.At-Taubah:111)

Ini jaman sudah tak lagi Edan.. Kebanggaanku bukan pada Harta, Jabatan, Status dan Gelar Doktor itu..
Kebanggaanku ada pada ‘Pengorbananku’ untuk berarti.. untuk membeli Surgaku yang sudah menunggu..

Karena hidupku hanya sekali..dan harus ber-ARTI..sampai MATI..

....

Inilah Jalanku..Pilihanku..! Perjuanganku..!

Jalan yang sudah kumulai dari sesuatu yang benar-benar awal..
Bahkan NOL sama sekali..
Ku mulai ‘rangkaki’ tikungan demi tikungan..
Mulai mendaki dengan ‘kepayahan’..
Sampai ke tanjakan yang semakin ‘terjaL’..
Semakin banyak batu-batu reruntuhan-menghadang,,dan.. semakin besaR..

Tapi kutahu pasti..
di atas sana.. Salju Abadi..!






--by Arif Affandi,2009--

No comments:

Post a Comment